Category Archives: Pengetahuan Umum Otomotif

Kabar Hot Lagi Dari Semarang, Mulai 30 September Gerbang Tol Gayamsari dan Muktiharjo Terapkan E-Tol

redto-black.web.id – Kabar Hot Lagi Dari Semarang, Mulai 30 September Gerbang Tol Gayamsari dan Muktiharjo Terapkan E-Tol. Mas Bro Gan Sob, kabar baru lagi, siap-siap buat Mas Bro Gan Sob yang sering wira-wiri tol Semarang.

Jasa Marga Cabang Semarang menggandeng sejumlah bank plat merah melakukan sosialisasi nontunai di Gerbang Tol (GT) Gayamsari, Kota Semarang, Jumat (15/9/2017). Terdapat empat bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) yang turut serta menyosialisasikan pembayaran non tunai di gerbang tol. Sejumlah bank yang turut serta tersebut di antaranya yakni Bank Mandiri, BTN, BRI dan BNI.

Deputy General Manager Finance Jasa Marga Semarang, Agus Priyanto mengatakan, untuk mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pihaknya telah menyiapkan mesin reader untuk membaca uang elektronik di gerbang tol.

“Kita sudah siapkan alat readernya yang minggu ketiga September 2017 ini akan terpasang,” ujar dia, Jumat (15/9/2017).

Agus menjelaskan, ‎penerapan nontunai pada GT Gayamsari dan Muktiharjo akan dimulai pada 30 September 2017. Sedangkan untuk GT Tembalang dan Manyaran, rencananya transaksi nontunai akan dimu‎lai pada 31 Oktober 2017.

“Saat ini pengguna nontunai rata-rata masih sekitar 25 persen. Gerbang tol yang paling tinggi penggunaan nontunai ada di Tembalang,” ujar dia.

Sedangkan penggunaan nontunai yang paling rendah berada di ‎GT Gayamsari dan Muktiharjo sehingga pihaknya memulai transaksi nontunai lebih awal.

“Kami mulai sosialisasi ini lebih awal karena pengguna nontunainya yang paling rendah dibandingkan gerbang tol lainnya,” jelas dia.

‎Diketahui dari empat gerbang tol yang dikelola Jasa MargaCabang Semarang tersebut hanya 14 gardu yang telah menerapkan Gerbang Tol Otomatis (GTO). Sedangkan sisanya sebanyak 18 unit merupakan gardu reguler. Sehingga total ada 32 gardu pada empat gerbang tol.

sumber : tribun jateng.

Baca Juga :

[archives limit=10]

Beli Motor Inden Itu Berat Cobaanya Banyak

redto-black.web.id – Beli Motor Inden Itu Berat Cobaanya Banyak. Mas Bro Gan Sob, artikel ringan aja nih. Pasti gak aneh kan dengan kata Inden, mesti inden dulu mas, mesti pesen dulu. Nah, dilema juga sih saat menginginkan sesuatu atau membutuhkan sesuatu tapi terbentur ketersediaan stoknya. Nah, saya akan mengulas sedikit mengenai inden, bagi saya inden itu berat cobaanya banyak pula.

Kalau ditanya sudah pernah inden belum? sudah sih, tapi gak terlalu lama dan gak terlalu sering juga, hanya dua kali saja. Pertama pas beli motor saya dulu, Scorpio Merah (redto-black) indennya gak lama juga, hanya satu hari saja. Kedua inden sparepart, saat itu inden body samping Scorpio, dan itupun hanya dua hari saja.

Nah, bagi saya inden itu hal yang wajar dan konsekuensi dari sebuah pilihan yang kita pilih. Misalanya mas bro gan sob mau beli motor yang sangat mas bro gan sob idam-idamkan, tapi setelah keliling banyak dealer ternyata tidak ada yang ready stok, alias harus inden dulu. Nah disini nih keteguhan hati mulai diuji, mulai dari mau berpaling ke model lain, merk lain bahkan rela ke kota lain untuk nyari. Ini juga belum jadi inden lho, tapi udah ada cobaanya kan.

Terus kalau udah jadi inden bagaimana? ya kalau udah terlajur inden, mas bro gan sob harus sabar, harus menerima ketentuan sesuai dengan perjanjian inden, tapi mas bro gan sob tetap memiliki hak sebagai seorang peng-inden, bukan pesinden ya. Hehehe.

Sebelum memutuskan untuk inden alangkah baiknya mas bro gan sob membuat list pertimbangan dulu, contoh kasus seperti mau beli motor, mas bro gan sob bisa survei dulu ke minimal 3 dealer motor yang berbeda kepemilikan untuk mengetahui apakah model yang diinginkan termasuk model yang mudah didapat atau langka. Jika memang langka, boleh kok mencoba ke kota lain terdekat agar semakin yakin.

Kepastian jumlah minimal DP dan prasyarat mengenai DP tersebut, mas bro gan sob harus memastikan ke pihak dealer untuk kepastian jumlah DP yang harus dibayarkan, dan resiko-resiko yang mungkin terjadi dengan uang DP tersebut.

Kepastian waktu datang barang yang kita inden, mungkin ini tidak akan begitu akurat, namun wajib ditanyakan ke dealer. Agar kita punya batasan waktu juga untuk menunggu dan mengambil keputusan.

Kemudahan komunikasi dengan pihak dealer, agar kita bisa dengan mudah menayakan status inden kita apakah ada update atau adakah masalah.

Tak kalah pentingnya ini mas bro gan sob, cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai produk yang kita inden, termasuk promo penjualan, apakah ada bonus-bonusnya, apakah ada perlakuan khusus untuk inden?

Dalam masa menunggu ini mas bro gan sob akan menerima banyak ujian, entah itu datang dari dalam hati sendiri atau dari pihak luar yang mengetahui kalau mas bro gan sob sedang inden. Jadi sangatlah penting untuk memiliki keteguhan hati jika sudah memutuskan inden? Trus maksudnya gak boleh butuh asa gitu? Gak juga bro, silahkan putus asa, tapi ya silahkan diterima konsekuensinya.

Cobaan yang sering datang saat inden itu kebanyakan dari orang-orang dekat yang jago komentar dan kadang sok tau dengan kondisi kita, dan kebanyakan sih kita jadi terpengaruh dengan pendapat-pendapatnya. Makanya kalau saya bilang Inden Itu Berat Cobaanya Banyak. So, kalau menurut saya pikir baik-baik sebelum inden, cuek bebek aja terhadap komentar orang lain, kalau mau emosi ke pihak dealer emosilah secara elite, cari contact customer carenya agar kita bisa mendapatkan informasi lain selain dari salesman atau dealernya saja.

Baca Juga :

[archives limit=6]

Maxi Day Yamaha Sukses Dilaksanakan di Palembang

redto-black.web.id – Maxi Day Yamaha Sukses Dilaksanakan di Palembang. #MAXIYAMAHADAY kembali digelar, kali ini di kota “empek-empek” Palembang, Sumatera Selatan, Minggu 10 September 2017. Klub-klub MAXI Yamaha di kota itu dan konsumen Yamaha membuat event akbar para pecinta skutik premium Yamaha itu jadi pusat perhatian utama di akhir pekan lalu. Selain pengguna NMAX, tercatat ada 10 pemilik XMAX yang hadir di acara itu.

Sebelumnya #MAXIYAMAHADAY telah digelar di Cibubur, Bandung, Batang (Jawa Tengah), Malang, Medan. #MAXIYAMAHADAY adalah event gathering konsumen dan komunitas MAXI Yamaha. MAXI Yamaha mewakili kategori baru konsumen Indonesia yang menyukai gaya hidup premium dan berkendara yang fun dengan skutik premium, yang mana bisa diperoleh melalui pengalaman bersama model-model MAXI Yamaha yaitu NMAX, XMAX, TMAX.

Banyak kegiatan yang dinikmati dan menyatukan kebersamaan di #MAXIYAMAHADAY. Dimulai dengan city touring start dari beberapa dealer Yamaha dan finish di Palembang Indah Mall. Iring-iringan peserta touring menyebarkan energi positif di jalanan yang dilalui, mengajak semua turut merasakan semangat “Live In The Higher Stage” MAXI Yamaha.

Spirit itu terbawa sampai venue acara di area Palembang Indah Mall dimana atmosfer #MAXIYAMAHADAY makin kuat dan mencapai puncaknya. Sebelum berbagai gelaran aktivitas dibuka, perwakilan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dan Main Dealer Thamrin Brothers membuka acara dengan kata sambutan. ”Terimakasih untuk kehadiran rekan-rekan sekalian di event #MAXIYAMAHADAY ini. Weekend ini jadi berbeda dengan aktivitas yang dapat menyalurkan dan mengekspresikan kecintaan kita semua pada skutik premium Yamaha. Kegiatan ini juga mempererat ikatan kekeluargaan yang semakin erat karena #MAXIYAMAHADAY. Tidak dipungkiri ini juga menarik minat publik untuk memiliki matik premium Yamaha karena melihat kebersamaan dalam aktivitas ini,” ungkap Hendrik Tjandra, Senior GM Marketing Main Dealer Thamrin Brothers.

Berbagai aktivitas dilakukan dalam rangkaian #MAXIYAMAHADAY seperti deklarasi MAXI Yamaha, exhibition MAXI Yamaha, photo competition, modification contest, NMAX family gathering, safety riding education, MAXI techno education, entertainment. Di venue sekaligus dirayakan anniversary YCI (Yamaha Community Independent) dan NIRO (New Independent Riders Organization).

Baca Juga :

[archives limit=10]

Apa Sih Perbedaan Ban Bias dan Ban Radial

redto-black.web.id – Apa Sih Perbedaan Ban Bias dan Ban Radial. Mas Bro Gan Sob, secara awam kita pasti sudah mengetahui kalau ban, entah itu ban motor atau mobil ada dua macam, yaitu ban tubless dan ban tube type atau yang sering kita sebut ban biasa. Ban tubless sendiri adalah ban yang tidak perlu menggunakan inner tube atau ban dalam, sedangkan ban tube type perlu menggunakan ban dalam.

Ban tubeless biasanya digunakan di motor yang menggunakan velg racing/velg bintang, sedangkan ban tube type biasanya dipakai di motor yang menggunakan velg jari-jari atau spoke wheel.

Ternyata mas bro gan sob, ban tubeless itu juga masih ada jenisnya lagi, yaitu bias dan radial, opo meneh kui ya? hehehe. Dengar mungkin sudah pernah ya, atau mungkin sudah tau perbedaannya? kalau saya sih sering denger, dan tau bedanya ya cuma harganya aja, yang radial lebih mahal dari yang bias, wis itu thok.

hehehe, ternyata mas bro gan sob, perbedaan dari kedua tipe ban tubeless ini ada pada strukturnya alias konstruksinya. Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak digunakan. Struktur Bias dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka (frame) dari ban. Pada dasarnya, ban bias dibuat dengan susunan dua atau lebih benang yang melingkar dari bead ke bead dengan membentuk sudut 40 derajat hingga 65 derajat terhadap garis tengah lingkaran ban.

Ban radial memiliki konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan “Breaker” atau “Belt”. Sabuk ban radial terbuat dari baja dengan tapak lebih kaku, lebih tahan guncangan, dan tidak cepat aus.

Ban radial ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai “Rolling Resistance” yang kecil.

Nah mas bro gan sob, sudah paham kan perbedaan ban bias dan ban radial. Yang jelas untuk tipe ban tubeless radial ini pilihannya tak sebanyak ban bias, karena di Indonesia kebanyakan juga masih pakai ban bias. Namun ban radial ini awet juga mas bro gan sob, jadi kalau sama-sama ada dana lebih boleh lah pakai gan radial ini.

Baca Juga :

Berita Hot Untuk Warga Solo, Parkir Elektronik Mulai Diterapkan Di Solo

redto-black.web.id – Berita Hot Untuk Warga Solo, Parkir Elektronik Mulai Diterapkan Di Solo. Mas Bro Gan Sob, berita hot khususnya untuk warga Solo, bersiaplah karena bulan September ini parkir elektronik mulai diterapkan.

Dinas Perhubungan Kota Solo akan menambah 10 unit mesin parkir elektronik (e-parkir) disepanjang ruas jalan Gatot Subroto Solo. Untuk saat ini sebenarnya sudah ada 2 unit yang sudah bisa dipakai di Jalan Gatot Subroto. Kalau bingung dimana Jalan Gatot Subroto Solo, silahkan disimak di peta berikut

10 unit tambahan itu nantinya akan difungsikan untuk area parkir roda dua dan roda empat yang berada di pelataran pasar Singosaren dan toko-toko lain di sepanjang jalan tersebut.

E-parkir ini nantinya akan diletakkan di pelataran timur, selatan dan barat pasar Singosaren. Dan juga di sisi timur dan barat jalan Gatot Subroto Solo.

Saat ini mesin masih dalam proses pengerjaan, namun bisa dipastikan akan terpasang di bulan ini juga, ungkap Kepala Bidang Perparkiran Dishub Solo M Usman kepada TribunJateng.

Tujuan e-parkir ini demi pengguna juga lho mas bro gan sob, diharapkan dengan penerapan e-parkir ini pembayaran akan makin transparan. Selain itu e-parkir ini lebih aman dan efektif, karena kerusaan atau kehilangan di lahan parkir akan dibebankan ke pengelola lahan parkir.

Sementara itu untuk pengelola, bagi hasil dari e-parkir ini sudah disepakati 60% untuk pengeloal dan 40% masuk ke PAD kota Solo. Sebelum penerapan ini pihak dishub juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Nah, Mas Bro Gan Sob jangan kaget ya kalau nanti di Solo parkir sudah tidak mau dibayar dengan uang tunai lagi.

Baca Juga :

[archives limit=10]

Selain Johann Zarco Pembalap Ini Juga Pernah Dorong Motor Sampai Finish

redto-black.web.id – Selain Johann Zarco Pembalap Ini Juga Pernah Dorong Motor Sampai Finish. Mas Bro Gan Sob, crash di lap terakhir menjelang garis finish itu pedih banget, hampir mirip dengan rasa bersin yang tidak jadi keluar mungkin. Hehehe

Seri Misano kemarin meninggalkan sebuah cerita unik dari Johann Zarco, yang harus mendorong motornya sampai garis finish, namun bukan karena crash. Johann Zarco harus mendorong motornya hingga garis finish karena kehabisan bahan bakar, padahal saat itu dia sudah menempati posisi ke tujuh.

Kejadian ini membuat Johann Zarco harus menerima kenyataan pahit, ia harus puas finish di posisi ke 15. Motor Johann Zarco akhirnya berhenti di tikungan teakhir sebelum garis finish kemudia ia melopat dan mulai mendorong motornya hingga garis finish.

Mas Bro Gan Sob, itu salah satu kejadian dimana pembalap harus mendorong motor hingga finish. Namun tak cuma Johann Zarco saja yang mengalami hal tersebut. Berikut beberapa pembalap yang pernah dorong motor sampai finish.

  1.  Adam Norrodin, Moto3, Argentina 2016. Adam Norrodin pembalap asal Malaysia ini sudah konsisten di posisi tiga terdepan hingga akhir balapan. Di putaran terakhir dia mencoba untuk mengambil posisi kedua yang dipegang Jorge Navarro, namun naas dia kehilangan grip ban depannya yang menyebabkan dia terpelanting. Tak mau kehilangan poin, dia akhirnya bangkita  dan menuntunnya sambil berlari menuju garis finish.
  2. Andrea Dovizioso, MotoGP, Argentina 2016. Di tahun dan lokasi yang sama dengan Adam Norrodin, Dovizioso juga mengalami hal yang sama, dia harus finish dengan cara mendorong motornya. Kejadian bermula karena insiden yang melibatkan Dovi dan Ianone di lap terakhir balapan. Hasilnya Dovi mampu finish di posisi ke 13.
  3. Julian Simon, Moto2, Le Mans 2012. Julian Simon harus menerima kenyataan bahwa di hanya mendapatkan 3 poin meskipun dia harus mendorong motornya hingga finish. Motornya tiba-tiba macet di tikungan terakhir sebelum garis finish.
  4. Achmad Yudistira, AARC, Thailand 2015. Pembalap Indonesia ini juga pernah mengalami kejadin mendorong motor hingga garis finish. Ia gagal melakukan overtake yang menyebabkan motornya kehilangan grip. Dia harus merelakan posisinya hingga akhirnya harus finish di posisi ke 19.

Mas Bro Gan Sob, itu tadi beberapa cerita di dunia balap mengenai pembalap yang tak rela kehilangan semuanya dan terus berusaha meskipun harus mendorong motor hingga garis finish.

Baca Juga :

Kekurangan Helm Zeus Z811

redto-black.web.id – Kekurangan Helm Zeus Z811. Mas Bro Gan Sob, ini nih saya mau curhat mengenai Helm Zeus yang sudah rtb beli beberapa waktu lalu. Helm Zeus Z811 warna hitam dengan motif abu-abu dan putih. Terlepas dari beberapa kelebihan helm Zeus yang pernah saya ungkapkan di artikel sebelumnya, berikut ini beberapa kelemahan helm Zeus menurut rtb.

Helm ini rtb beli dengan harga Rp. 580.000, dapat 2 visor, visor clear dan visor smoke, dapat tas. Helm ini sudah beberapa kali saya pakai untuk riding. Beberapa kali menggunakan scorpio dan dua kali menggunakan Supra GTR150.

Nah ini nih yang mau rtb curhatin, Scorpio milik rtb kan untuk riding positionnya lebih tegak, karena stang sudah saya ganti dengan yang lebih tinggi. Sementara Supra GTR150 riding positionnya lebih rendah didepan alias lebih menunduk sedikit. Lha saat pakai Scorpio dan kecepatan baru 60kpj, suara turbulensi disekitar helm itu sangat terasa, tapi pas pakai Supra GTR150 enggak terasa lho. Sepertinya memang helm ini lebih cocok untuk dipakai di motor tipe sport atau yang riding positionnya lebih menunduk.

Selain itu Mas Bro Gan Sob, helm ini juga mudah berembun saat dipakai riding, terutaman saat kondisi suhu udara dingin dan lembab, tapi aman saja kalau dalam kondisi berjalan. Jadi ngembun itu hanya akan gampang terjadi jika kondisi sedang berhenti, misal pas nungguin lampu merah gitu.

Tapi rtb punya sedikit tips buat Mas Bro Gan Sob yang pakai helm Zeus Z811 juga, Mas Bro Gan Sob bisa lepas chinguardnya (itu tuh penutup yang ada dibagian bawah dagu), cara ini lumayan ampuh untuk mengurangi resiko ngembun. Selain itu udara juga lebih mudah masuk kedalam helm. Tapi minusnya debu juga jadi lebih gampang masuk. Nah saran rtb sih selalu gunakan balaclava sebelum pakai helm. Selain lebih nyaman, helm juga lebih awet, gak mudah bau apek keringat.

Nah itu tadi Mas Bro Gan Sob, curhatan rtb mengenai kekurangan helm Zeus Z811, semoga bermafaat, terimakasih.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Widget not in any sidebars

Edan, Aprilia Mengenalkan Smart Helm Yang Dipakai Mekanik di Misano

redto-black.web.id – Edan, Aprilia Mengenalkan Smart Helm Yang Dipakai Mekanik di Misano. Mas Bro Gan Sob, wo wo wo ini ada terobosan baru dari Aprilia. Aprilia menggunakan teknologi augmented reality (AR) untuk crew mereka di paddock, tujuannya adalah agar mekanik lebih cepat dalam memperbaiki motor yang dipakai pembalap.

Aprilia bekerjasama dengan Realmore untuk mengembangkan aplikasi untuk digunakan di wearable device augmented reality. DAQRI smart helmet alias helm pintar, digunakan untuk memvisualisasikan isi AR kepada mekanik pada saat sedang mempersiapkan dan memperbaiki motor balap, dan teknologi ini akan dicoba saat latihan di seri Misano ini.

Dengan AR ini, mekanik Aprilia dapat melihat konten secara visual yang berkaitan dengan sepeda motor dan infografis yang merespons kontrol pengguna secara real time. Mekanik dapat berinteraksi melalui model pinout konektor dan melihat kemampuan pengkabelan dengan melihat masing-masing konektor secara terpisah. Fitur ini mempercepat aktivitas koneksi kabel dan hampir mengurangi risiko kesalahan oleh mekanik.

Melalui model hologram 3 dimensi dari sepeda motornya, mekanik dapat melihat data telemetri, temperatur oli, air dan ban pada saat itu juga secara realtime yang mana sangat penting. Mereka juga bisa membuat daftar pakai di beberapa part motor dan mengevaluasi kapan harus menggantinya.

Secara jarak jauh Chief Mekanik bisa berkomunikasi dengan mekanik untuk menyampaikan informasi seperti tipe ban apa yang akan dipasang, seberapa banyak bahan bakar yang harus diisikan, dan pada lap ke berapa harus keluar.

Mengunakan Thermal Kamera DAQRI, kita bisa melakukan scanning dan mendapatkan informasi tentang temperatur air radiator, oli dan memeriksa jika ada anomali.

Kolaborasi antara Realmore dan Aprilia Racing mendapatkan dukungan di MotoGP, dimana inovasi terbaru, keunggulan dan perkembangan teknologi selalu dipertontonkan. Pilihan untuk memanfaatkan teknologi AR, masih sedikit digunakan di lingkungan ini dan sedikit dikenal sebagai Smart Asistance Application.

Keren kan Mas Bro Gan Sob, tinggal nunggu nih kapan giliran rider MotoGp nya yang bisa memakai teknologi seperti ini.

Baca Juga :

KYT NFR Helm Street dan Touring

redto-black.web.id. Helm merupakan perangkat penting dalam bekendara, tren terbaru mulai banyak orang-orang yang sadar akan keamanan dalam berkendara. Selain itu peminat helm full face semakin bertambah, karena pada dasarnya Helm fullface bukan hanya untuk motor sport. Respon dari masyarakat dan tren yang seperti itu akhirnya ditanggapi oleh produsen helm, salah satunya adalah PT. Tara Kusuma Indah (TKI). PT. TKI merilis dua helm full face terbarunya yaitu KYT NFR dan KYT Thunderflash.

PT. TKI mengklaim bahwa dua helm baru ini (KYT NFR dan KYT Thunderflash) ini mengacu pada standar helm yang digunakan para pembalap di ajang MotoGP. KYT NFR merupakan helm tipe full face baru dari KYT dan masuk dalam kategori Street and Touring yang sudah memenuhi standart MotoGP. KYT NFR melalui proses riset yang dilakukan oleh ahlinya, menggabung teknologi aerodinamika ala MotoGP dan dikombinasikan dengan fitur double visor yang dirancang untuk memberikan kenyamanan kepada para pengguna harian dan juga para pecinta touring. Meskipun untuk fitur double visor tidak dipakai di MotoGP.

KYT NFR didesain mengikuti konsep aerodinamika yang diterapkan dalam standar MotoGP. Prosesnya bekerjasama dengan insinyur aeronautika, penggunaan software, dan pengetestan wind tunnelSehingga helm ini bisa mendapatkan aliran udara terbaik di dalam helm dan mendapatkan kenyamanan serta aerodinamika terbaik.

Material

Shell NFR ini dibuat dari Advance High Impact Thermoplastic Resin untuk mendapatkan kinerja terbaik dengan berat minimum dan kekuatan yang maksimum. Helm ini memiliki dua ukuran Outer Shell dan dua ukuran EPS Shell, yaitu M dan L. Ukuran ini ditujukan agar pengguna bisa mendapatkan fitting yang lebih baik.

Untuk sektor visornya, NFR dibekali visor dengan bahan Injection Polycarbonate dan sudah flat visor dengan UV protection. Visor ini memberikan Wide Angle Vision dan Optic Class 1 Visor yang membuat pandangan pengendara lebih luas. Visornya sudah siap untuk dipasangi tear-off maupun pinlock. Helm ini mengadopsi teknologi quick release visor, sehingga visor dapat dipasang dan dilepas tanpa menggunakan alat apapun dan juga terdapat visor lock system.

KYT NFR sudah mengaplikasi Micrometric retention system dengan sertifikasi ECE 22.05, DOT, dan SNI. Bobotnya sendiri hanya sekitar 1.450 ± 50 gram dan dijual di kisaran Rp 1,5 – 1,8 juta.

Varian Warna

KYT NFR hadir dalam bermacam pilihan warna, antara lain Espargaro Replica 2017, Plan Pearl White, Plain Matt Black, Track Matt Grey, Track Red, Logos Matt Grey dan Logos matt Yellow.

Tertarik untuk membelinya? sama…. hehehehe.

Baca Juga :

Mudahkan Wajib Pajak Samsat Solo buka Layanan Sore dan Malam

Mudahkan Wajib Pajak Samsat Solo buka Layanan Sore dan Malam. Info baru buat warga Solo dan sekitarnya, kini Samsat (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) Solo buka layanan sore dan malam hari. Buat anda yang sibuk selama hari kerja dan susah untuk mendapatkan ijin keluar bisa memanfaatkan layanan ini. Selain bisa bayar pajak secara online, anda juga bisa belanja dan nongkrong, karena lokasinya berada di halaman Robinson Departemen Store. Mall baru yang berdiri di bekas pabrik ES Saripetojo itu.

Samsat Solo buka Layanan Sore dan Malam ini bisa dinikmati mulai tanggal 17 bulan Juli 2017 ini. Waktu pelayanan mulai dari jam 16.00 sampai 20.30 setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Dan perlu diingat layanan ini hanya khusus pembayaran pajak kendaraan bermotor satu tahunan, kalau untuk ganti plat atau layanan lainnya tidak bisa.

Oh ya, untuk pajak tahunan syaratnya gampang kok, cukup membawa STNK asli dan Tanda Pengenal yang sesuai dengan identitas di STNK. Untuk Tanda Pengenal sendiri bisa KTP, SIM, KK ataupun paspor. Lebih mudah kan? Seperti sebelumnya yang pernah saya ulas Surat Cinta Untuk Wajib Pajak Yang Telat Bayar, cara ini merupakan cara pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah dari pajak.

Dan ini layanan online lho, tau kan kalau online, ini bisa dimanfaatkan bagi siapapun warga Jawa Tengah, tidak hanya warga Solo. Artinya siapapun yang kendaraanya terdaftar di Jawa Tengah bisa memanfaatkannya. Semoga daerah lain segera menyusul juga. So… Nikmati kemudahannya dan mari taat bayar pajak. Terimakasih, semoga bermanfaat.

Baca Juga :

Apa sih Flat Visor Helm itu?

Apa sih Flat Visor Helm itu? Mungkin bagi anda pecinta Helm, pasti sudah tahu apa itu Flat Visor . Sebuah istilah yang terdengar sangat keren, atau futuristik. Namun percayalah, ini hanya sebuah istilah saja. Sejatinya Flat Visor fungsi utamanya sama dengan Visor Cembung Helm biasa. Tapi…. ada tapinya, simak atrikelnya ya.

Saya memiliki helm KBC dan Zeus, dari sononya helm KBC sudah dibekali Flat Visor dan pinlock ready. Sedangkan helm Zeus masih menggunakan visor cembung dan belum ada lubang untuk pinlocknya. Secara fisik yang nampak simak gambar berikut untuk perbedaannya.

Jadi untuk flat visor itu bentuk permukaan visor yang kebawahnya datar lurus, sedangkan untuk yang biasa cembung. Untuk penggunaannya sendiri, flat visor biasa digunakan di helm pembalap, karena biasanya helm pembalap dilengkapi dengan Tear Off ataupun pinlock (anti fog). Tear Off sendiri berupa lapisan seperti film kaca mobil, tear off ini digunakan untuk mencegah benda-benda asing menempel di visor saat balapan.

Jadi secara logika, helm dengan flat visor itu lebih mudah dipasangi tear off dan pinlock, ibarat kata kita menempelkan stiker dipermukaan yang datar, pasti lebih mudah daripada memasang di permukaan yang cembung. Sebenarnya untuk flat visor tidak sesuai dengan aerodinamika balapan, namun ini solusi terbaik untuk helm di track balapan. Karena pembalap tidak mungkin harus berhenti atau menggunakan tangannya untuk menghilangkan kotoran yang tiba-tiba menempel di visor helm. Selain itu pada saat balapan pembalap cenderung membungkuk dibelakang fairing, jadi pengaruh ke faktor aerodinamikanya hanya sedikit.

Terus apakah flat visor ini layak digunakan untuk harian? Tidak salah kok menggunakannya untuk harian, malah lebih baik dan lebih nyaman. Tapi ya sesuailah dengan harganya, biasanya flat visor cenderung memiliki harga yang lebih mahal dari visor cembung. Untuk KBC saya yang tanpa lubang pinlock seharga 150 ribu, dan untuk seharga itu masih saja bisa tergores dengan mudah. Untuk flat visor yang pinlock ready harganya 250 ribu, itu semua untuk clear visor, belum untuk yang dark, smoke atau yang lain. Sementara untuk Zeus, memang belum ada flat visornya, namun paket pembeliannya sudah diberikan dua visor, satu clear visor dan satu dark visor 70%.

Baca Juga :

Modifikasi Plat Nomor, Aman Dari Tilangkah?

Setelah membaca artikel dari om edo disini saya baru memahami, bahwa kondisi seperti apa saja sih yang bisa membuat kita ditilang karena plat nomor kita.

Diatas adalah gambar plat nomor saya, sudah saya permak, cat asli digantikan dengan cat doff, hurufnya diganti dengan sticker namun dengan bentuk yang standart, untuk ukuran otomatis berkurang lebar dan tingginya, karena harus dilipat agar dudukannya bisa rapi dan tidak perlu melubangi plat nomor asli yang cenderung akan mudah rusak plat nomornya (pengalaman dari pemakaian di kendaraan sebelumnya).

Oke, mari kita telaah bersama, dari tulisan om Edo ada tujuh point yang bisa membuat kita ditilang karena plat nomor kita :

  1. TNKB yang hurufnya diatur, angka diubah supaya terbaca/angka diarahkan
    kebelakang sehingga terbaca nama.
  2. TNKB yang hurufnya diubah seperti huruf digital.
  3. TNKB ditempel stiker / logo /lambang Kesatuan/Instansi yang terbuat dari plastik/logam/kuningan pada kendaraan pribadi, seolah-olah kendaraan pejabat.
  4. TNKB yang menggunakan huruf miring dan huruf timbul.
  5. TNKB yang dibuat diluar ukuran (terlalu besar/terlalu kecil).
  6. TNKB diubah warna / doff dan ditutup mika sehingga warna berubah.
  7. TNKB yang huruf angkanya sebagian ditebalkan dan sebagian dihapus dengan cat pilox sehingga nomor asli tersamar warna catnya atau sulit untuk dibaca.

Untuk point pertama, plat nomor saya bisa dilihat dari jelas baik dari depan maupun belakang, jadi masih aman

Point kedua, huruf yang diubah seperti huruf digital, dari pandangan saya sih harusnya tidak kena, karena hanya dirapikan saja bentuknya, meskipun itu bukan cat asli.

Point ketiga, ditempeli sticker/logo/lambang kesatuan/instansi… tentu tidak, tidak ada sticker yang menempel kecuali sticker angka & huruf itu sendiri.

Point keempat, menggunakan huruf miring atau timbul, jelas tidak miring, timbul? maksudnya? sedikit membingungkan sih, karena pada dasarnya cetakan dari plat nomor itu memang membuat huruf dan angka yang dicetak menjadi timbul… hehehe

Point kelima, dibuat diluar ukuran (terlalu besar/terlalu kecil), ini jelas kena karena plat nomor saja menjadi lebih kecil dari aslinya.

Point keenam, diubah warna/doff dan ditutup mika sehingga warna berubah, diubah warna dasarnya iya, tapi tidak ditutup dan justru angkanya akan lebih terlihat karena menggunakan sticker apa lagi jika terkena cahaya, termasuk melanggar atau tidak ya?

Point ketujuh, sudah jelas, hal tersebut tidak dilakukan di plat nomor saya, tidak ada yg ditebalkan, tidak ada yg dihapus sehingga menjadi tersamar warnanya.

Jadi pada dasarnya, bisa saja saya kena tilang karena plat nomor saya, karena melanggar salah satu dari ketujuh point diatas, bagaimana dengan anda?

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Error: Your Requested widget " top-posts-5" is not in the widget list.

  • [do_widget_area footer-first-widgets-section]
    • [do_widget_area footer-second-widgets-section]
      • [do_widget_area footer-third-widgets-section]
        • [do_widget_area home-content-widgets]
          • [do_widget_area home-sidebar-widgets]
            • [do_widget id="custom_html-8"]
          • [do_widget_area off-canvas-panel]
            • [do_widget_area sidebar-1]
              • [do_widget id="jetpack_widget_social_icons-2"]
              • [do_widget id="search-3"]
              • [do_widget id="block-2"]
              • [do_widget id="recent-posts-2"]
              • [do_widget id="top-posts-6"]
              • [do_widget id="recent-comments-2"]
              • [do_widget id="category-posts-5"]
              • [do_widget id="category-posts-3"]
              • [do_widget id="category-posts-4"]
              • [do_widget id="eu_cookie_law_widget-2"]
              • [do_widget id="text-3"]
            • [do_widget_area widgets_for_shortcodes]
              • [do_widget id="top-posts-5"]
            • [do_widget_area wp_inactive_widgets]
              • [do_widget id="custom_html-6"]
              • [do_widget id="blog_subscription-3"]
              • [do_widget id="facebook-likebox-2"]
              • [do_widget id="top-posts-4"]
              • [do_widget id="jetpack_display_posts_widget-3"]
              • [do_widget id="archives-2"]
              • [do_widget id="text-2"]
              • [do_widget id="categories-2"]