Category Archives: Review

Review Microphone Murah Untuk Vlog Riding dengan GoPro Hero 5 & 7

Assalamualaikum teman-teman semua, kali ini rtbwebid akan berbagi pengalaman mengenai pemakaian mic clip on murah untuk ngevlog saat riding dengan action camera GoPro Hero 5 & GoPro Hero 7. Tentunya microphonenya dikombinasikan dengan GoPro Mic Adapter, karena GoPro Hero 5 & 7 tidak memiliki port audio langsung, harus menggunakan converter khusus dari usb type C ke audio jack 3,5 inch.

Ngevlog saat riding memang gampang-gampang susah, kita harus mengatur posisi kamera di helm atau badan rider agar mendapatkan point of view yang pas. Selain itu kita juga harus bisa menghasilkan suara yang bagus. Saat ngevlog sambil riding pastinya kita ingin membuat penikmat video kita bisa menikmati suara kita (voice) dan suara di sekitar kita(motor atau kendaraan lain) saat kita riding .Salah satu usaha untuk menghasilkan kualitas rekaman yang bagus adalah dengan mencoba beberapa merk clip on microphone.

rtbwebid mencoba membeli beberapa tipe mic clip on, dimana semuanya memiliki range harga di bawah dua ratus ribu rupiah, dan yang paling mahal hanya sekitar seratus tujuh puluh ribu rupiah. Beberapa microphone clip on yang sudah rtbwebid coba antara lain :

Dari semua microphone tersebut, berikut rtbwebid paparkan hasilnya,

Boya BY-M1

Clip On microphone Boya BY-M1 ini termasuk merk dan tipe clip on yang memiliki kualitas lumayan untuk recording. Namun ternyata clip on ini kurang cocok untuk digunakan di action camera. Boya BY-M1 ini memiliki konektor TRRS, yang memiliki switch untuk pemilihan penggunaan untuk camera atau untuk smartphone. Untuk sambungan langsung ke GoPro mic adapter tidak ada masalah, tinggal arahkan switchnya ke camera saja langsung bisa dipakai.

Namun mic ini sangat peka terhadap suara, jadi saat nada tinggi membuat hasil rekamanya patah-patah, sehingga mic clip on Boya BY-M1 ini tidak cocok digunakan untuk ngevlog sambil riding. Selain itu, mic ini juga membutuhkan baterai agar bisa digunakan untuk merekam dengan mode camera, dan tidak ada indikatornya jika baterainya mulai lemah, jadi bisa saja membuat kita kelupaan untuk mengecek kondisi baterainya. Selain itu panjang kabel dan adanya switch membuat mic ini susah disembunyikan di helm.

Boya BY-M1

Arimic Ulanzi Pro Lavalier Microphone

Ada beberapa tipe mic dengan merk Arimic Ulanzi, namun yang rtbwebid coba adalah Arimic Ulanzi Pro Lavalier Microphone yang memiliki panjang kabel kurang lebih 6 meter. Mic clip on ini memiliki bentuk yang sedikit berbeda dengan clip on lainya, dimana kepala micnya menyerupai mic normal pada umumnya. Arimic Ulanzi Pro ini memiliki konektor TRRS sehingga membutuhkan adapter/converter TRRS to TRS agar bisa digunakan dengan GoPro mic adapter.

Mic ini layak dipertimbangkan untuk digunakan ngevlog saat riding dengan Action Camera GoPro. Kenapa? karena clip on ini bisa menghasilkan rekaman suara yang bagus di GoPro. Voice kita bisa direkam dengan baik dan suara disekitar kita juga bisa masuk ke rekaman. Meskipun kabelnya memiliki panjang 6 meter, namun kabel ini masih sangat mudah untuk disembunyikan di bawah busa helm. Minusnya clip on ini pada nada tinggi rekamanya agak pecah, namun masih bisa ditolerir.

Ulanzi Arimic

Costa Microphone 3.5mm TRRS

Mic clip on ini merupakan clip on yang pertama kali rtbwebid beli, saat itu rtbwebid menggunakan smartphone untuk merekam voice saat ngevlog, karena belum membeli GoPro Mic Adapter. Clip on ini menghasilkan rekaman suara yang lumayan di smartphone, namun entah kenapa saat rtbwebid coba dengan GoPro Mic Adapter clip on ini tidak bisa dipakai. Clip On ini memiliki tipe konektor TRRS, rtbwebid sudah mencoba menggunakan converter TRRS to TRS namun tetap saja tidak bisa digunakan. Kemungkinan mic ini memiliki jenis TRRS yang berbeda, dan butuh converter lagi.

Costa Microphone TRRS

Reccam LV-06 Mic Clip On TRS 3 Pole 3.5mm

Clip On Reccam LV-06 ini memiliki bentuk kepala mic yang sedikit lebih besar dibanding dengan clip on pada umumnya. Clip on ini memiliki tipe konektor TRS yang bisa langsung disambungkan ke GoPro Mic Adapter. Panjang kabelnya sekitar 2 meter, sehingga mudah untuk dipasang di dalam helm.

Clip on ini menghasilkan rekaman yang lumayan di GoPro, namun memiliki kekurangan di kualitas suaranya yang kurang stereo. Maksudnya, hasil rekaman dari clip on ini terasa memiliki volume yang berbeda jika dibandingkan antara channel kiri dan kanan. Dan ini sangat terasa ketika kita mendengarkan suaranya menggunakan headset/earphone.

Reccam LV-06

Microphone Mic Clip On 3.5mm Lavalier

Clip on ini juga layak dipertimbangkan untuk dicoba, kabelnya tidak terlalu panjang, kurang lebih 175 cetimeter. Mudah untuk ditempatkan di dalam helm. Kualitas hasil rekaman lumayan bagus. Tipe konektornya TRS, sehingga bisa langsung digunakan dengan GoPro mic adapter. Namun mungkin clip on yang saya beli ini cacat atau bagaimana, kalau dipakai rekam agak lama ada suara pletak-pletak di hasil rekamanya.

Microphone Mic Clip On 3.5mm Lavalier

Kesimpulan

Dari sekian clip on yang rtbwebid coba, rtbwebid merekomendasikan Arimic Ulanzi Pro Lavalier Microphone & Reccam LV-06 Mic Clip On TRS 3 Pole 3.5mm untuk teman-teman yang ingin mencoba. Harganya tidak terlalu mahal dan mudah digunakan dengan GoPro mic adapter, selain itu hasil rekaman suaranyapun lumayan bagus.

Untuk hasil rekamanya bisa disimak di channel youtube saya rtbwebid

Sekian Review Microphone Murah Untuk Vlog Riding dengan GoPro Hero 5 & 7 dari rtbwebid semoga bermanfaat untuk teman-teman semua. Wassalamualaikum.

Artikel bermanfaat lainnya :

Pengalaman Pertama Sederhana Dengan Smart Band Xiaomi Mi Band 2

Mas Bro Gan Sob, kembali lagi dengan artikel ulasan sederhana dari rtb, kali ini rtb akan membahas mengenai pengalaman pertama sederhana dengan Smart Band Xiaomi Mi Band 2. Kenapa ada kata sederhana ya? ya karena memang ulasan ini hanya sederhana saja, alasan dari membeli smart band ini juga hanya sederhana saja, tujuan pemakaiannya juga hanya sederhana saja. Langsung saja disimak ulasannya mas bro gan sob!

rtb sebenarnya tidak terlalu paham dengan jenis-jenis smart band yang sudah beredar itu apa saja, dan rtb juga tidak tahu urutan dari generasi Xiaomi Mi Band ini, apakah ada versi sebelumnya, ataukah versi terbarunya apa. Pada saat rtb membeli smart band ini, rtb hanya memperhatikan harganya, mana yang murah dan mana yang bisa langsung dibeli. Tidak peduli apapun ulasan negatif maupun positifnya.

rtb membeli smart band Xiaomi Mi Band 2 ini sekitar bulan Agustus tahun 2018, rtb tidak beli baru, namun bekas tapi menurut penjualnya malah belum dipakai sama sekali, karena hanya dibuka dari box dan dimasukkan lagi. Infonya sih dia dulunya membeli hanya untuk mendapatkan cashback dari salah satu marketplace online di Indonesia.

Alasan rtb membeli smart band ini pun sederhana, pengen punya untuk tracking saat olah raga. Saat ini rtb sedang sadar pentingnya olah raga, semoga bisa seterusnya sadar. Seiring usia rtb yang bertambah, dan gaya hidup yang kurang sehat rtb sudah diwarning dengan kondisi kolesterol dalam darah yang meningkat, akhirnya rtb membeli sepeda untuk digunakan olah raga rutin.

Sebenarnya rtb sudah memulai dengan joging selama beberapa bulan, namun setelah konsultasi dengan dokter, joging kurang cocok dengan kondisi rtb yang saat ini sudah termasuk obesitas, yup berat badan rtb dulunya bisa sampai 88kg, sedangkan rtb hanya memiliki tinggi 168cm saja. Tidak ideal pokoknya. Dan jika dipaksakan berolahraga dengan joging atau lari bisa membuat kaki sakit karena menahan berat badan, dan malah bisa menghentikan aktifitas berolahraganya.

Wah, malah curhat ya mas bro gan sob, lanjut lagi deh ke review mi band 2, untuk penampilan fisik dari mi band 2 yang rtb pakai bisa dilihat seperti gambar berikut, saat ini sudah tidak menggunakan strap aslinya, rtb sudah mengganti dengan mijobs strap.

Mi Band 2 ini memang nampak kecil sekali, displaynya berukuran 0.42 inch, display ini bisa menampilkan informasi waktu, kalori meter, step counter, jarak tempuh dan level baterai. Oh ya agar Mi Band 2 ini bisa sinkron datanya, mas bro gan sob perlu melakukan pairing dengan aplikasi Mi Fit, yang bisa diinstall di smartphone android, dan tentunya semua smartphone android bukan hanya Xiaomi saja.

Untuk Mi Fit sendiri biasanya akan meminta register atau menggunakan mi account jika sudah memiliki, berhubung rtb sudah memiliki mi account akhirnya rtb menggunakan mi account untuk aplikasi Mi Fit ini, Selain itu rtb juga menyambungkan account google fit ke aplikasi Mi Fit tersebut. Setelah terpairing dengan Mi Fit, Mi Band 2 akan melakukan sinkronisasi waktu. Dari Mi Fit ini pula kita bisa melakukan pengaturan tampilan serta apakah akan menggunakan Mi Band 2 tersebut untuk alert apabila ada notifikasi masuk ke smartphone kita.

Nah untuk yang notifikasi tersebut rtb tidak menggunakannya, jadi rtb hanya memanfaatkan Mi Band 2 ini untuk step counter, kalori meter dan monitoring detak jantung, meskipun monitoring detak jantungnya masih tidak presisi, karena rtb coba tempelkan di botol lotion tetap terdeteksi ada detak jantungnya. Ya mau gimana lagi, namanya smart band murah. Dan yang paling pokok, rtb menggunakan Mi Band 2 ini ketika rtb bersepeda, Melalui aplikasi Mi Fit yang terhubung dengan Mi Band 2 ini rtb bisa mengetahui berapa jarak yang sudah rtb tempuh dengan sepeda, berapa perkiraan kalori yang terbakar, berapa detak jatung rata-rata saat rtb bersepeda dan beberapa informasi lainnya.

rtb termasuk pesepeda pemula, jadi dengan Mi Band 2 dan Mi Fit ini rtb bisa mengetahui seberapa jauh rtb bisa bersepeda tanpa istirahat. Setelah berapa kilometer rtb harus istirahat dan pastinya rtb bisa meningkatkan latihan secara bertahap, rtb tak mau konyol juga dengan memaksakan diri berolahraga melebihi batas kemampuan, bisa jadi malah membuat masalah.

Dari waktu membeli hingga saat ini total rtb baru mencatatkan jarak bersepeda 244.4 km selama kurun waktu 3 bulan. Yup rtb hanya menargetkan 20 km setiap minggunya, biasanya rtb bersepeda di pagi hari dan paling lama hanya 1 jam dengan menempuh jarak kurang lebih 12km.

Oh ya mas bro gan sob, dengan cara pemakaian rtb yang seperti itu, baterai Mi Band 2 yang berkapasitas 70 mAh ini, untuk sekali isi daya hingga 100% mampu bertahan hingga lebih dari 20 hari. Untuk proses mengisi baterainyapun tidak membutuhkan waktu yang lama, kurang dari 1 jam sudah selesai.

Spesifikasi Mi Band 2
  • Layar OLED 0,42 inci
  • Dimensi 40,3 x 15,7 x 10,5 mm
  • Berat 19 gram
  • Baterai 70mAh
  • Bluetooth 4.0
  • Low Energy
  • Sensor Heart-rate, Pedometer
  • Panjang band 235 mm
  • Tombol kapasitif

Dengan Mi Band 2 ini rtb merasa sangat terbantu, tapi ya ini baru smart band sederhana saja, untuk keakuratan datanya mungkin tidak secanggih smart watch yang lebih mahal harganya. Terimakasih sudah bersedia membaca review sederhana dari rtb, semoga bermanfaat.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Paxel Jasa Pengiriman #AntarkanKebaikan Untuk Indonesia

Mas Bro Gan Sob, seiring dengan berkembangnya tren belanja online, jasa pengiriman menjadi salah satu sektor yang sangat berperan penting. Baik penjual maupun pembeli membutuhkan jasa pengiriman yang terpercaya, cepat dan bisa memberikan informasi yang realtime. Dan pastinya harus memiliki layanan yang lengkap dan dukungan teknologi informasi dengan sistem  yang mudah digunakan oleh siapapun. Paxel merupakan salah satu startup di dunia logistik atau  jasa pengiriman yang terus berkembang dan menyempurnakan pelayanannya untuk memenuhi tututan kebutuhan tersebut. Paxel jasa pengiriman yang siap untuk #AntarkanKebaikan untuk Indonesia.

Paxel Indonesia didirikan oleh Bryant Christanto (CoFounder) dan Zaldi Ilham Masita (CoFounder). Paxel hadir tak hanya untuk mencukupi kebutuhan jasa pengiriman yang cepat untuk masyarakat Indonesia. Namun Paxel memberikan kebaikan-kebaikan lain dalam setiap servicenya. Paxel memberikan jaminan uang kembali untuk setiap keterlambatan pengiriman, Paxel memberikan kompensasi penggantian untuk kerusakan paket yang dikirimkan hingga senilai 10 juta rupiah. Dan yang paling baru Paxel memberikan tarif Rp. 35.000 flat untuk semua paket dari Jakarta ke Jogja, Solo, Semarang dan sebaliknya, dan tentunya dengan layanan Sameday, mantab gak tuh!?

Kenapa PAXEL ?

Keunggulan dari Paxel adalah layanan Same Day dan Flat Tarif. Jadi kirim dari manapun dan kemanapun akan dikenakan tarif yang sama. Selain itu Paxel memberikan layanan pick up untuk paket yang akan dikirimkan sesuai dengan waktu yang disepakati antara pengirim dan Happiness Hero (sebutan untuk kurir Paxel). Dan status dari pengiriman paket akan diinformasikan secara jelas dan realtime di aplikasinya. Oh ya, bagi mas bro gan sob yang tertarik, buruan unduh aplikasi Paxel di Play Store untuk Android dan di Apps Store di iOS dan dapatkan saldo gratis Rp. 100.000 yang bisa mas bro gan sob nikmati untuk mencoba layanan Paxel.

Jasa Pengiriman Paxel hadir benar-benar tuk #AntarkanKebaikan, berbuat baik karena percaya bahwa setiap perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik pula. Tak hanya mengejar kepercayaan pelanggan, Paxel juga mengajak pelanggannya untuk penduli terhadap sesama. Salah satu komitmen yang dilakukan Paxel adalah pemberian layanan gratis untuk penyaluran bantuan ke lokasi bencana alam dan penyaluran donasi untuk yayasan-yayasan yang sudah bekerjasama dengan Paxel.

Saat ini Paxel memiliki program 25 Shipment = Helping Support 1-Day Life of Children with Cancer. Artinya, setiap 25 kiriman yang mas bro gan sob lakukan melalui Paxel itu sama dengan mas bro gan sob membantu anak penderita kanker. Dimana dana bantuannya akan disalurkan Paxel ke yayasan yang telah bekerjasama, salah satuanya adalah Rumah Harapan Indonesia.

Paxel berkomitmen untuk mengirimkan barang dengan hati-hati, mengutamakan kebahagiaan customer, melayani dengan hati, keramahan dan pelayanan terbaik disetiap layanannya.

Nah mas bro gan sob yang saat ini sedang menjalankan bisnis online shop, monggo silahkan dicoba layanan dari Paxel ini. Tak hanya informasi yang jelas dan realtime saja yang Paxel tawarkan. Mas bro gan sob yang sudah memiliki sistem jual beli online dan ingin mengintegrasikan dengan layanan Paxel pun bisa diatur. Paxel memiliki API Middleware yang memungkinan untuk menggabungkan sistem trackingnya ke Paxel secara mudah. Tentunya jika mas bro gan sob mengunakan Paxel sebagai jasa pengirimannya.

Bukan untuk mengalahkan pesaing yang saat ini sudah ada namun Paxel berjanji akan terus meningkatkan kualitas layanannya dan memperluas layanannya. Saat ini Paxel baru bisa dinikmati di beberapa kota besar di Indonesia antara lain, Jabodetabek, Semarang, Solo, Jogja, Bandung dan Surabaya. Namun jangan khawatir, seiring dengan permintaan Paxel akan terus memperluas jangkauan layanannya.

Pengalaman Dengan Paxel

Langkahnya mudah saja jika mas bro gan sob ingin menggunakan layanan jasa pengiriman Paxel ini. Cukup unduh dan install aplikasi Paxel, lalu register, untuk register bisa memilih menggunakan akun Facebook, Google ataupun nomer telepon kita. Setelah berhasil register kita tinggal memilih start shipping – create shipment untuk melakukan pengiriman paket. Atau jika mas bro gan sob kurang nyaman dengan tampilannya yang berbahasa Inggris, mas bro gan sob bisa ubah melalui menu yang ada di pojok kanan atas, icon orang, kemudian pilih setting – change language dan pilih bahasa indonesia.

Pertama mas bro gan sob akan diminta untuk menetukan lokasi pick up dan tujuan pengiriman. Lalu mas bro gan sob akan diminta untuk menentukan dimensi dari barang yang akan dikirimkan, tenang saja keterangan mengenai dimensi tersebut sangat jelas kok. Selain itu jika nanti ada perbedaan ukuran akan dibetulkan oleh Hero yang mengambil paket tersebut.

Setelah itu mas bro gan sob diminta memasukkan nama penerima, nomer telepon penerima dan email jika diperlukan. Selain itu mas bro gan sob diminta memilih jenis barang kirimannya. Kemudian detail dari pengiriman tersebut akan ditampilkan di layar sebelum mas bro gan sob mengkonfirmasi untuk proses pengirimannya. Di layar ini juga akan ditampilkan perkiraan waktu pengambilan paket dan waktu terimanya. Nah tinggal tunggu paket dijemput deh, Hero akan menghubungi sebelum melakukan penjemputan, agar bisa mengambil barang di waktu yang pas.

Paket yang sudah diambil Hero tidak akan langsung dikirim ke tujuan oleh Hero yang sama, namun akan dikirimkan ke locker-locker Paxel yang akan diambil secara estafet oleh feeder hingga sampai di locker terdekat dengan lokasi penerima. Dan pastinya semua proses pengiriman ini bisa dipantau secara realtime di aplikasinya.

Pada proses pengirimanpun Hero akan menghubungi penerima dan menginformasikan jika mereka akan mengirimkan barang atau sedang menuju lokasi penerima. Ini dilakukan agar paket benar-benar sampai ke lokasi yang tepat dan bisa dipertanggung jawabakan. Terus kalau tidak ketemu dengan penerima bagaimana? Hero akan menghubungi penerima dan mengkonfirmasi apakah akan dijadwalkan ulang pengiriman atau bisa diberikan kepada orang lain dengan persetujuan penerima. Tenang saja, Hero wajib melengkapi data penerimaan dengan foto penerima untuk jaminan bahwa paket tersebut benar-benar sampai kepada orang yang tepat.

Mas Bro Gan Sob, sekian informasi dan pengalaman rtb menggunakan Paxel. Paxel Jasa Pengiriman #AntarkanKebaikan Untuk Indonesia. Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat, jika ada pertanyaan silahkan disampaikan di kolom komentar ya.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Cari Penginapan di Sekitar Bandara Semarang Yang Nyaman dan Murah? Griya Kasturi Bisa Jadi Solusi

Mas Bro Gan Sob, Minggu lalu rtb mengikuti acara Sumpah Pemuda Sunday Riding bersama Yamaha Jateng. Berhubung acaranya dimulai dari pagi hari rtb bersama beberapa blogger dari jatengmotoblog lainnya memilih untuk berangkat Sabtu sore dari Solo. Kami berlima (rtb, rikaverrykurniawan, satuaspaldotcom, cahbrogodotnet, robydriverdotcom) berangkat bersama menggunakan mobil mas rikaverrykurniawan menuju penginapan Griya Kasturi, penginapan di sekitar bandara Semarang yang nyaman dan murah.

Penginapan ini merupakan penginapan yang dikelola oleh teman blogger otomaniaid.com, ngakunya sih pengelola, gak mau ngaku kalau itu miliknya, hehehe. Dan blogger ini juga salah satu peserta Sumpah Pemuda Riding bersama Yamaha Jateng. Kami berlima sama-sama belum pernah datang ke lokasi Griya Kasturi ini, namun Mas Nugroho admin otomaniaid.com ini hanya mengirimkan lokasi di google maps, dan yakin jika lokasi tersebut sudah pasti valid dan mudah ditemukan.

Berbekal informasi tersebut rtb dan teman-teman blogger berangkat dari Solo sekitar pukul 20:00 wib. Perjalanan lancar sampai di lokasi sekitar pukul 23:00. Penginapan ini berlokasi di daerah Kencono Wungu Tengah II no.16 RT 04/04, Semarang Barat, Semarang. Penginapan ini berada di lingkungan perkampungan kota, lingkungannya nampak rapi dan aman, malam hari pun tampak jika tidak ramai.

Penginapan di Sekitar Bandara Semarang Yang Nyaman dan Murah?

Griya Kasturi ini memiliki halaman yang cukup untuk parkir 2 mobil, dan pintu utamanya dilengkapi dengan gerbang yang bisa dikunci. Penginapan ini memiliki 3 lantai dimana kamarnya ada di lantai 1 dan lantai 2, untuk lantai 3 masih dalam tahap pengembangan. Kondisi kamar di Griya Kasturi ini bersih, tersedia tempat tidur ukuran double, lemari, meja, kursi dan TV Led. Dan tentunya AC. Ukuran kamarnya kira-kira 4×4 meter, kamar mandi ada di dalam. Tersedia juga perlengkapan mandi berupa handuk dan sabun batang, seperti yang biasa dipakai di hotel-hotel. Dan pastinya air minum dalam kemasan juga disediakan untuk tamu.

Penginapan ini memiliki lokasi yang dekat dengan Bandara Ahmad Yani Semarang, Museum Ronggowarsito, Musem Perjuangan Mandala Bhakti dan kuil Sam Poo Kong. Griya Kasturi berjarak kurang lebih 2 kilometer dari Bandara Ahmad Yani Semarang.

Griya Kasturi ini juga bisa mas bro gan sob pesan di traveloka atau bisa juga menghubungi pemiliknya di nomer telepon 085278366006. Oh ya mas bro gan sob, di kamar mandi masih belum tersedia air panas ya, jadi kalau mas bro gan sob membawa anak kecil yang butuh air panas untuk mandi, bisa dibicarakan dengan penjaganya, yang pastinya penjaga Griya Kasturi ini sangat ramah dan kooperatif. Satu lagi yang menjadi nilai tambah untuk penginapan ini, selain kamarnya yang bersih, nyaman dan penjaganya yang ramah, harga sewa di Griya Kasturi ini termasuk murah, mas bro gan sob cukup membayar Rp. 150.000 permalam untuk 1 kamar.

Jadi Griya Kasturi ini bisa jadi solusi untuk mas bro gan sob yang mencari penginapan di Semarang atau di sekitar bandara Ahmad Yani Semarang dengan harga yang murah dan nyaman. Sekian info yang bisa rtb sampaikan, terimakasih sudah mampir dan membaca.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Impresi Riding Yamaha Lexi 125 VVA Sebagai Rider dan Boncenger

Mas Bro Gan Sob, seperti yang sudah saya ceritakan di artikel Sumpah Pemuda Sunday Riding, rtb berkesempatan untuk mengendarai Yamaha Lexi 125 VVA baik di depan sebagai rider maupun dibelakang sebagai pembonceng. Di acara tersebut rtb tandem dengan Mas Budi cahbrogo.net, start dari Yamaha FSS Semarang rtb didepan hingga separuh perjalanan. Kemudian setelah separuh perjalanan rtb di belakang menjadi pembonceng. Langsung saja mas bro gan sob, berikut impresi riding Yamaha lexi 125 VVA sebagai rider dan boncenger.

Unit Yamaha Lexi yang rtb gunakan adalah Yamaha Lexi 125 VVA tipe S, yang mana sudah menggunakan Smart Key System dan Subtank Suspension alias shock tabung. Awal start sebelum isi bensin nampak odometer di angka 1937km dan pengisian bahan bakar, diisi pertalite sebanyak 3.2 liter. Oh ya mas bro gan sob, mengenai desain dan penampilan Yamaha Lexi 125 sepertinya tidak perlu rtb bahas ya, motor ini sudah banyak bersliweran di sekitar rtb, baik dikendarai remaja, ibu-ibu maupun bapak-bapak.

Jalur yang ditempuh selama Sumpah Pemuda Sunday Riding ini kombinasi dari kepadatan lalulintas Semarang, jalur sempit Banyu Biru, jika mas bro gan sob belum tau, jalan dari Semarang menuju tujuan riding kami itu banyak tanjakan dan turunan, baik tanjakan yang lengang maupun tanjakan yang padat lalulintas. Duduk di jok Yamaha Lexi 125 sebagai rider terasa nyaman, posisi duduk santai, posisi tangan memegang kemudi juga santai. Terlebih joknya yang lebar, membuat rtb bisa duduk dengan nyaman, posisi kaki di dek pun santai.

Menembus kepadatan kota Semarang, motor ini sangat lincah untuk diajak manuver, meskipun dibebani rider dengan bobot 84kg dan pembonceng 70kg. Akselarasinya pun cukup untuk mengimbangi beban kami berdua, namun memang untuk tanjakan yang panjang harus sedikit bersabar, maksudnya harus pintar-pintar mengolah gas agar tidak kedodoran. rtb sendiri memang belum pernah riding selama ini dengan motor matic 125cc, namun rtb rasa performa Yamaha Lexi 125cc VVA ini tak kalah dengan performa motor bebek 125cc umumnya.

pic by : otomaniaid.com

Meskipun menanggung beban total 154kg, namun tidak terasa motor ini mentok atau ambles suspensinya. Bahkan saat melalui polisi tidurpun ground clearancenya aman, dek bawah tidak mentok ke polisi tidur. Saat didepan sebagai rider rtb merasa suspensi depan maupun belakang nya bekerja secara nyaman, reboundnya mantap, tidak keras dan tidak liar. Namun ternyata sedikit terasa berbeda saat rtb menjadi pembonceng, terasa jika impact dari shock belakangnya sangat terasa bagi pembonceng, rtb masih belum menemukan apa penyebabnya, namun mungkin saja karena posisi membonceng rtb yang kurang rileks. Bagi mas bro gan sob yang terbiasa menjadi rider dan tidak terbiasa menjadi pembonceng biasanya akan sedikit kagok ketika membonceng, dan pastinya akan kesusahan menyesuaikan dengan ridernya. Baiknya memang pembonceng harus bisa duduk merapat dengan rider dan keduanya harus bisa menemukan posisi yang paling nyaman agar saat berkendara lebih nyaman.

Ya bisa mas bro gan sob bayangin deh, kami berdua jarang boncengan, trus masa iya rtb harus mepet-mepet mas Budi, kan bisa geli gimana gitu, hahahaha. Selain itu kami berdua menggunakan helm full face, jadinya kalau terlalu rapat helm kami sering beradu dan membuat tidak nyaman.

Menempuh jarak total 107,3km dengan kombinasi lalulintas padat dan normal, jalur naik turun dan dua rider yang berbeda, unit Yamaha Lexi 125 yang rtb dan cahbrogo gunakan tercatat pemakaian bahan bakar rata-ratanya 45,6km/l. Menurut rtb sih ini irit. Nih mas bro gan sob, foto speedometer awal dan akhir pemakaian.

Nah itu tadi Impresi Riding Yamaha Lexi 125 VVA sebagai rider dan boncenger oleh rtb, semoga informasinya bermanfaat. Terimakasih.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Tiga Bulan Pakai Asus Zenfone Max Pro M1, Rasanya Gimana Sih?

Mas Bro Gan Sob, tak terasa rtb sudah tiga bulan menggunakan Asus Zenfone Max Pro M1, yang rtb dapatkan dalam flashsale pertama yang diadakan di Lazada. Hingga saat ini smartphone tersebut lebih banyak rtb gunakan untuk media sosial, foto dan rekam video. Tiga bulan penggunaan Asus sudah mengeluarkan beberapa kali update, dan terasa update tersebut benar-benar memperbaiki beberapa kelemahan yang ada di Zenfone Max Pro M1. Trus bagaimana pengalaman selama tiga bulan pakai Asus Zenfone Max Pro M1? simak artikelnya sampai habis mas bro gan sob!

Pertama kali pegang unit Asus Zenfone Max Pro M1 ini rtb langsung suka dengan desain, layar lebar, tidak tebal, sudut bodynya elegan dan warnanya yang paling menarik, midnight blue. Namun setelah menyalakannya, agak merasa aneh dengan UI pure andoridnya. Berasa seperti saat rtb mencoba android x86 di PC. Namun sisi baiknya prosesnya ringan dan tidak banyak bloatwarenya.

rtb sedikit kebingungan ketika akan menggunakan smartphone ini untuk melakukan panggilan. Seperti kebiasaan menggunakan android lainnya, rtb biasa membuka phone dialer dengan memilih aplikasi dengan logo telepon dan nantinya dilayar akan terbuka dial pad dan kontak berada di tab lain, namun di Zenfone Max Pro M1 ini ketika kita membuka aplikasi phone dialer, kita langsung ditujukan dengan halaman kontak, dimana kita harus menekan icon bergambar tombol agar bisa masuk ke dialernya. Selain itu halaman list kontak ini hanya bisa untuk melakukan panggilan saja, melalui aplikasi ini kita tidak bisa mengelola (menambah, edit maupun hapus) kontak. Jadi ada aplikasi contact yang digunakan untuk pengelolaan kontak kita.

Begitupula dengan galeri, karena menggunakan OS pure android jadinya yang tersedia adalah google Photos. Namun ini tidak terlalu berbeda dengan aplikasi gallery yang ada di UI android lainnnya. Zenfone Max Pro M1 ini hadir dengan aplikasi kamera yang awalnya dikenal dengan snapdragon camera, dimana fiturnya cenderung standart, bebeda dengan aplikasi kamera yang ada di ZenUi. Dan di awal sebelum adanya update, aplikasi kameranya ini performanya kurang bagus, namun seiring dengan dirilisnya update-update, nampak jika banyak perubahan pada aplikasi kameranya.

Tiga Bulan Pakai Asus Zenfone Max Pro M1, Rasanya Gimana Sih?

Beralih dari desain, OS dan aplikasinya, rtb sedikit bingung saat memfungsikan fingerprint sensor pada smartphone ini. rtb terbiasa melakukan presensi kehadiran dengan fingerprint sensor di tempat kerja, dimana pada saat menempelkan jari ke sensornya harus sedikit dengan tekanan. Namun ternyata berbeda ketika rtb menggunakan di Asus ini, semakin ditekan, ternyata malah membuat hasilnya tidak akurat, jadi cukup disentuh dengan perlahan.

Selain fingerprint sensor untuk keaman, Zenfone Max Pro M1 ini juga sudah mendukung face unlock, alias bisa menggunakan foto wajah kita untuk membuka kunci keamanan, tentunya dengan memanfaatkan kamera depan. Seiring update yang didapat, proses ulocknyapun menjadi semakin lebih baik, awalnya saat pencahayaan minim face unlock hampir tidak bisa berfungsi, namun saat ini sudah bisa, meskipun masih susah.

Permasalahan yang sering terjadi kepada pengguna smartphone touchscreen biasanya tombol powernya gampang rusak karena biasanya untuk membuka kunci atau membangunkan(wake up) dari sleepnya harus menekan tombol power. Nah di Asus Zenfone Max Pro M1 ini selain dengan menekan tombol power wake up bisa dilakukan dengan cara menekan sensor fingerprint maupun dengan ketukan ganda di layar(double tap to wake up), tanpa aplikasi tambahan, alias kita cukup mengaktifkan fiturnya di setting saja. Selain itu untuk menidurkan/sleep atau mematikan displaynya juga bisa menggunakan fitur ketukan ganda(double tap to sleep), dengan fitur ini pastinya akan menambah umur pemakaian tombol powernya.

Nah Mas Bro Gan Sob, itu tadi cerita rtb setelah tiga bulan pakai Asus Zenfone Max Pro M1, semoga informasinya bermanfaat. Apabila mas bro gan sob ada yg memiliki cerita yang serupa, boleh kok ditulis di kolom komentar. Terimakasih sudah bersedia mampir dan membaca

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Review Base Layer Mount Trek, Nyaman Untuk Riding, Tidak Gerah

Mas Bro Gan Sob, kali ini rtb akan memberikan review mengenai base layer yang baru rtb beli dan rtb pakai saat riding ke Pacitan bersama teman rtb. Base layer ini memang bukan khusus untuk riding, namun biasanya dipakai pendaki gunung atau orang-orang yang suka berkatifitas di outdoor. Base Layer yang rtb beli ini merk Mount Trek yang rtb beli dari salah satu toko perlengkapan outdoor Onsight yang ada di Pabelan, Sukoharjo. Nah untuk review base layer Mount Trek, simak artikelnya sampai habis ya mas bro gan sob

Biasanya rtb hanya memakai kaos atau t-shirt biasa saat touring, rtb memilih kaos yang bahannya lembut dan tidak bikin gerah di badan. Namun kemarin rtb penasaran dengan base layer merk Mount Trek ini, dimana harganya yang lebih murah dari base layer khusus untuk riding. Base layer ini rtb beli dengan harga Rp. 143.000 di Onsight, toko perlengkapan outdoor, rtb pilih warna grey dengan ukuran XL. Seperti layakanya base layer lainnya, ukurannya cenderung slim fit, alias mepet, dengan body rtb yang gempal ini terasa masih nyaman dan tidak sempit dan tentunya kainnyapun cenderung elastis.

Base layer ini rtb gunakan dikombinasikan dengan jaket Contin Chimera, saat pagi hari, terasa udara dingin masih terasa di badan meskipun sudah menggunakan base layer ini. Begitupula saat sedang riding, sirkulasi udara dari ventilasi jaket dengan mudah diserap sehingga badan rtb tidak terasa gerah meskipun kondisinya sedang panas terik. Hal ini membuat bagian badan rtb tidak mudah berkeringat, kalau toh keluar keringat dengan mudah diserap base layer ini.

Base layer mount trek ini juga rtb gunakan saat malam hari menyusuri kota Pacitan, dan tetap terasa nyaman saat melintas diantara udara malam kota Pacitan. Bagi rtb base layer pertama yang rtb miliki ini cukup sempurna, menurut rtb harganya termasuk murah dibandingkan dengan merk lain, selain itu memberikan kenyamanan saat berkendara, dan yang paling penting membuat rtb bisa mengurangi jumlah kaos yang rtb bawa saat touring.

Sekian review mengenai base layer merk Mount Trek yang rtb buat, semoga bisa bermanfaat, terimakasih sudah bersedia membaca

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Widget not in any sidebars

Hasil Video Asus Zenfone Max Pro M1 Yang Sudah Distabilized, Boleh Juga Nih

Mas Bro Gan Sob, Asus Zenfone Max Pro M1 yang rtb miliki memang sudah memiliki Gyro sensor, namun fitur video stabilizer tidak bisa langsung diaktifkan saat proses record video. Nah ternyata fitur video stabilizer ini bisa diaplikasikan dengan cara melakukan proses edit pada hasil rekamannya. Nah seperti apa hasil video Asus Zenfone Max Pro M1 yang sudah distabilized ? simak artikelnya sampai habis ya mas bro gan sob!

Asus Zenfone Max Pro M1 hadir dengan kemampuan merekam video dengan kualitas maksimal 4K, 4K DCI dan 4K UHD. Yang jelas untuk kedua kualitas ini membuat file rekamannya berukuran sangan besar, rtb sudah pernah mencoba merekam selama 10 menit dengan kualitas 4K DCI hasil rekaman filenya berukuran 3,8GB.

Seperti biasa, karena rtb melakukan proses rekaman dengan cara smartphone ditaruh di tripod dan tripod dipegang tangan, jadinya hasil rekaman sering kali bergetar atau goyang-goyang. Awalnya rtb tidak paham jika Asus menyediakan fitur stabilize di galerinya. Dimana fitur stabilize ini bisa dilakukan untuk file video hasil rekaman yang ada di galeri. Karena rtb berharap fitur itu ada di pilihan settingan kamera, yang mana bisa langsung diaktifkan saat kita merekam video.

Karena baru mengetahui fitu tersebut, akhirnya rtb mencoba untuk melakukan proses stabilize pada video yang pernah rtb ambil saat riding ke Pacitan beberapa waktu lalu. Untuk hasil sebelum dan sesudah proses stabilize ini bisa disimak di video berikut ya mas bro gan sob,

Untuk caranya, mas bro gan sob tinggal buka file rekamannya, kemudian pilih edit (icon yang ada di tengah di bagian bawah) lalu pilih stabilize. Berikut gambarnya,

Nah Mas Bro Gan Sob, menurut rtb sih hasilnya lumayan memuaskan fitur stabilize video yang dimiliki Asus Zenfone Max Pro M1 ini. Terimakasih mas bro gan sob sudah bersedia membaca artikel ini, semoga bermanfaat.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Widget not in any sidebars

Case Untuk Asus Zenfone Max Pro M1

Mas Bro Gan Sob, minggu lalu istri rtb mengeluh layar smartphone miliknya terlalu licin karena screen guard yang sebelumnya sudah terpasang di Redmi 5 nya lepas. Kemudian sudah berusaha mencari di toko aksesoris handphone yang ada di sekitar rumah ternyata belum ada yang punya. Akhirnya rtb mencoba mencari di market place online Lazada dan Tokopedia. Banyak sih yang menjual dengan harganya juga beragam, tapi sepertinya berat diongkir jika hanya membeli satu screen guard atau tampered glass saja. Nah akhirnya rtb ketemu dengan merk Calandiva, yang memiliki official store di Lazada dan Tokopedia dan di situ menjual paketan Premium Front Back 360 Degree Full Protection Case untuk Redmi 5 termasuk rounded tampered glass dengan harga Rp. 64.900 dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata Calandiva sudah memiliki case untuk Asus Zenfone Max Pro M1 juga.

Berhubung dengan harga Rp. 64.900 nantinya masih kena ongkos kirim akhirnya rtb sekalian membeli Premium Front Back 360 Degree Full Protection Case untuk Asus Zenfone Max Pro M1 dengan harga Rp.50.900 sehingga bisa memanfaatkan gratis ongkos kirim sampai dengan Rp. 30.000 apabila belanja lebih dari Rp. 100.000. rtb melakukan order pada tanggal 18 Juli 2018 dan barang sampai di rumah rtb pada tanggal 20 Juli 2018.

Dari foto dan tampilan yang rtb temukan di google sih case ini nampak bagus dan tidak membuat hp jadi terlihat lebih tebal. Nah seperti apa wujud dari case untuk Asus Zenfone Max Pro M1 tersebut? mas bro gan sob bisa simak di video dan foto berikut,

Case Untuk Asus Zenfone Max Pro M1

Case ini terbuat dari bahan plastik policarbonate dengan tekstur yang membuatnya tidak licin saat dipegang walaupun tangan sedang basah. Seperti di video diatas, casenya dibungkus dengan kardus dengan label keterangan diluar dan masih dibungkus dengan plastik lagi, sehingga pengirimannya aman. Selain itu didalam paketnya juga disertakan panduan cara pemasangannya.

Setelah memakai case ini memang membuat hp menjadi lebih tebal, Asus Zenfone Max Pro M1 saya tebalnya menjadi sekitar 1cm an. Namun masih nyaman digenggam dan tidak membuat hp menjadi tambah berat. Oh ya, case ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian body utama, tutup bagian bawah dan tutup bagian atas, yang bisa dilepas, dan kalau tidak dipasang pun masih terlihat bagus kok.

Nah mas bro gan sob, sekian informasi yang bisa rtb sampaikan, semoga bermanfaat dan terimakasih sudah bersedia membaca artikel ini.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Widget not in any sidebars

Uji Konsumsi Bahan Bakar Yamaha Scorpio [Bagian Pertama]

Mas Bro Gan Sob, rtb akhir ini sedang penasaran dengan berapa sih sebenarnya konsumsi bahan bakar Yamaha Scorpio milik rtb. Dengan usianya yang 6 tahun, spesifikasi mesin OS 50 dengan komponen lainnya masih standart semua. Untuk penggunaan harian rtb biasanya mengisi bensin 2 minggu sekali dengan sekali isi rata-rata Rp. 80.000 – Rp. 100.000 itupun tangkinya masih ada isinya. Nah bagaimana hasilnya dan bagaimana cara yang rtb gunakan untuk uji konsumsi bahan bakar Yamaha Scorpio ini? simak artikelnya sampai habis ya mas bro gan sob.

Minggu lalu saat pulang riding dari Pacitan rtb sengaja tidak mengisi bensin sampai pom bensin terdekat dari rumah, Saat itu kondisi keran bensin sudah rtb posisikan ke res, serta jarum fuel meter mepet ke kiri ke huruf E. Kemudian rtb isi dengan pertamax hingga mencapai 13,6 liter. Nah setelah pengisian ini rtb berniat untuk melakukan uji konsumsi bahan bakar dari redtoblack dengan menggunakan metode full to full. Maksudnya metode full to full adalah mengisi bahan bakar hingga penuh dan dicatat kilometer pada saat pengisian, kemudian motor digunakan hingga bahan bakar berkurang lalu diisi lagi bahan bakarnya hingga penuh. Pada saat pengisian bahan bakar yang kedua ini dicatat berapa bahan bakar yang diisikan dan dihitung berapa jarak tempuhnya dengan cara membandingkan angka awal di speedometer saat memulai test dengan angka akhir di speedometer pada waktu akhir pengujian.

Menurut rtb metode full to full ini merupakan metode termudah yang mungkin rtb lakukan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, selain memang speedometer masih analog dan belum ada fitur average seperti speedometer digital motor terbaru. Namun ternyata tidak semudah yang dibayangkan juga. rtb memulai uji coba ini pada tanggal 8 Juli 2018 saat itu kilometer di speedometer menunjukkan nilai 61.188,7 dan selesai pada tanggal 17 Juli 2018 dengan angka di speedometer menunjukkan nilai 61.422,8 . Jadi selama 9 hari rtb menempuh jarak 61.422,7-61.118,8=233.9km. Kemudian rtb isi bensin hingga penuh dan membutuhkan 5.32 liter untuk membuat tangki bensin kembali penuh. Dari hasil ini bisa ditemukan hitungan 233.9km/5.32l=43.96km/l.

Sebuah nilai yang tidak wajar menurut rtb, Yamaha Scorpio itu termasuk motor yang boros menurut pendapat kebanyakan pemiliknya. Banyak teman rtb yang menggunakan Yamaha Scorpio biasanya hanya mendapatkan nilai 35km/l. Dari hasil ini rtb melakukan evaluasi, dan ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hasilnya tidak wajar yaitu,

  • metode full to full yang rtb lakukan hanya menggunakan mata untuk mengawasi seberapa penuh tangki bensin saat pengisian, jadi kurang akurat.
  • pada saat pengisian kedua di SPBU petugas yang mengisi tidak berhati-hati sehingga ada bensin yang tumpah tidak masuk ke tangki, sedangkan mesin dispenser menghitung berapa bensin yang dikeluarkan.
  • Perbedaan lokasi SPBU dan dispenser juga memungkinkan perbedaan ukurannya

Nah dari hasil ini rtb simpulkan bahwa metode full to full yang rtb lakukan untuk uji konsumsi bahan bakar Yamaha Scorpio di percobaan pertama ini gagal. Oleh karena itu rtb masih akan meneruskan prosesnya, pastinya dengan metode lain.

Mas Bro Gan Sob, terimakasih sudah bersedia membaca, semoga informasinya bermanfaat. Jika mas bro gan sob punya usulan metode seperti apa yang bisa rtb lakukan untuk uji konsumsi bahan bakar ini, monggo dishare di kolom komentar ya.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Widget not in any sidebars

Asus Zenfone Live L1 Unboxing & First Impression

Mas Bro Gan Sob, rtb kembali menulis artikel techno, kali ini membahas mengenai unboxing dan first impression smartphone terbaru dari Asus yaitu, Asus Zenfone Live L1. Smartphone ini dijual dengan cara flash sale juga di beberapa market place online di Indonesia. Smartphone entry level ini hadir menyemarakkan kelas smartphone pengguna prosesor Snapdragon 425, dan tentunya dengan harga yang sangat terjangkau. Nah berikut ini rtb akan berbagi pengalaman mengenai unboxing dan first impression rtb dengan asus zenfone live L1. Simak arikel berikut Asus Zenfone Live L1 Unboxing & First Impression.

Asus melepas Zenfone Live L1 dengan harga Rp. 1.399.000 untuk harga normal dan Rp. 1.299.000 untuk harga flash sale. Harga tersebut berlaku untuk varian RAM 2GB penyimpanan internal 16GB. Satu keunggulan yang menonjol dari Zenfone Live L1 yaitu displaynya yang sudah full view 18:9 di ukuran layar 5,5 inch.  Untuk kapasitas baterainya smartphone ini memiliki kapasitas 3000MAh. Smartphone ini mendukung penggunaan dual sim dengan dedicated slot, selain itu sudah tersedia juga dedicated micro sd slot.

Zenfone Live L1 ini hadir dalam dua pilihan yaitu RAM 2GB penyimpanan internal 16GB dan RAM 3GB dengan penyimpanan internal 32GB. Untuk yang 3GB dibanderol dengan harga Rp. 1.699.000. Smartphone ini hadir dengan empat pilihan warna yaitu, Midnight Black, Shimmer Gold, Rose Pink dan Space Blue.

Nah kali ini rtb membeli Asus Zenfone Live L1 untuk digunakan ibu rtb, alasan rtb membelikan smartphone ini untuk ibu karena ibu rtb sudah terbiasa dengan ZenUI karena sebelumnya memakai Asus Zenfone C. Selain itu dengan harga yang bersaing dengan merk lain, smartphone ini sudah memiliki ukuran layar 5,5 inch, tak terlalu besar dan tak terlalu kecil pas pokoknya.

Asus Zenfone Live L1 ini hadir dengan paket penjualan yang sudah dilengkapi dengan bumper case transparan, sama seperti Asus Zenfone Max Pro M1 yang rtb beli sebelumnya. Selain itu paket penjualannya standart seperti merk lainnya, ada charger, kabel data, buku petunjuk, sim ejector dan informasi lainnya.

Asus Zenfone Live L1 Unboxing

Untuk unboxingnya rtb akan tampilkan dalam video berikut, untuk mas bro gan sob yang akses pakai HP, bisa dicek di sini videonya

Kesan pertama rtb setelah unboxing, smartphone ini memang layak untuk dipertimbangkan dengan harga di bawah 1,5 juta. Dengan tampilan full viewnya Asus Zenfone Live L1 ini bisa jadi merupakan Redmi 5A killer, namun ini murni pendapat rtb ya. Tapi untuk harga memang masih lebih murah Redmi 5A, kalau performanya sih sama saja menurut rtb, karena menggunakan prosesor dan chipset yang sama dan memorynya juga sama 2GB. Dan UI nya pun boleh diadu, keduanya memiliki UI yang mudah dipelajari dan mudah dikenal. Jujur ZenUI yang digunakan di Asus Zenfone Live L1 ini membuat rtb iri, dengan UI pure android Asus Zenfone Max Pro M1 kalah telak, hehehe. Namun tentunya ada plus minusnya juga.

Mas Bro Gan Sob, sekian informasi mengenai first impression rtb dengan Asus Zenfone Live L1, semoga informasinya bermanfaat, terimakasih sudah bersedia membaca.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Widget not in any sidebars

Megacools Easy Maintenance Chain Lube Harga Hemat, Isi Banyak, Cocok Untuk Rantai Motormu

Mas Bro Gan Sob, rtb pernah menulis review mengenai Megacools Easy Maintenance Full Penetrate, kali ini rtb akan melanjutkan reviewnya dengan produk lain keluaran Megacools. Produk yang satu ini mirip dengan produk sebelumnya yang pernah rtb review, namun dengan warna kemasan dan nama yang berbeda, produk tersebut adalah Megacools Easy Maintenance Chain Lube.

Sesuai dengan namanya, Megacools Easy Maintenance Chain Lube ini merupakan cairan semprot pelumas khusus untuk rantai. Secara fisik bentuknya tidak ada perbedaan sama sekali dengan yang Full Penetrate. Ukuran dan harganyapun sama, rtb menggunakan Chain Lube ini untuk melumasi rantai motor Yamaha Scorpio milik rtb. Ya, karena dirumah yang masih pakai rantai hanya motor ini, yang lainnya matik, gak ada rantainya. Tapi jangan salah mas bro gan sob, meskipun ini namanya Chain Lube, tapi bisa kok dipakai melumasi bagian motor lainnya.

rtb menggunakan Megacools Easy Maintenance Chain Lube ini juga untuk melumasi kabel kopling, kabel gas bahkan sampai engsel pintu. Dan chain lube ini bisa bekerja dengan baik, dalam kondisi musim kering seperti saat rtb menulis artikel ini chain lube ini mampu bertahan hingga satu minggu, dan bagusnya lagi debu tidak mudah menempel baik di rantai maupun gear motor. rtb memakai chain lube ini setelah motor selesai dicuci sampai bersih, baru rtb semprotkan chain lube ini ke bagian rantai dan gearnya.

Selain awet menempel di rantai dan gear, menggunakan Megacools chain lube semprot ini juga lebih aman mas bro gan sob, daripada menggunakan grease yang harus dioleskan ke rantai atau gear secara langsung, karena bisa berbahaya, rawan terjepit tangannya. Apalagi dengan kebiasaan rtb yang melakukan pelumasan pada rantai dan gear dengan cara motor di standart tengah, mesin dinyalakan dan gigi dimasukkan agar roda berputar.

Oh ya mas bro gan sob, saat rtb beli Megacools Easy Maintenance Chain Lube ini harga Rp. 25.500, dan sepertinya ini akan menjadi pilihan yang akan rtb gunakan untuk motor dan perangkat lainnya yang rtb miliki. Dengan harga yang hemat, ukuran 300ml, Megacools Easy Maintenance Chain Lube ini memberikan manfaat yang tepat.

Ayo mas bro gan sob, dicoba, atau kalau mas bro gan sob punya pengalaman lain dengan chain lube merk yang sama atau merk lain, boleh kok dishare di kolom komentar. Terimakasih sudah bersedia membaca, semoga bermanfaat.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Widget not in any sidebars