Tag Archives: performa Supra GTR150

Touring Kemerdekaan, Sehari Bersama Supra GTR150

redto-black.web.id – Touring Kemerdekaan, Sehari Bersama Supra GTR150. Sesuai janji redtoblackwebid akan melanjutkan cerita mengenai keseruan melibas jalur Boyolali – Selo Menggunakan Supra GTR150. Dalam rangka memperingati kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 72, Astra Motor Jateng bekerja sama dengan dealer lokal di area Boyolali mengadakan Touring Kemerdekaan 2017. Tujuan utama Touring Kemerdekaan ini adalah Objek Wisata New Selo yang ada di Kecamatan Selo, Boyolali.

Seperti yang redtoblackwebid ceritakan sebelumnya, kami berenam mendapat kesempatan untuk testride lima unit Supra GTR150 dan Satu unit Sonic 150R. Redtoblackwebid sendiri mendapatkan unit testride Supra GTR150 warna hitam putih, yang berbeda dengan empat unit lainnya yang berwarna merah, selain itu unit testride yang saya kendarai sudah diganti bannya dengan tipe ban dualsport. Ban tipe dual sport yang saya maksud adalah Swallow SB117 seperti yang dulu pernah saya pakai di motor saya.

Setelah selesai rolling thunder di keramaian kota Boyolali kami lanjutkan perjalanan menuju New Selo. Jalur menuju New Selo dominan berupa tanjakan dan belokan. Awal start keluar dari kota Boyolali kami sudah dihadapkan dengan tanjakan yang tidak terlalu tinggi namun panjang. Dari awal saat rolling thunder saya sudah mendapatkan feel bahwa Supra GTR150 ini mesinnya sama dengan CB150R Streetfire, mulai dari akselarasinya, tarikan gasnya dan power disetiap putaran mesinnya. Selain itu Supra GTR150 ini sukses mewarisi kenyamanan dan keempukan shock belakang varian Supra sebelumnya. Serius ini, saya sebagai pengguna Supra 125X benar-benar merasakan keempukan shock belakang yang sama.

Di tanjakan yang panjang ini saya sempat sesaat membetot gas untuk memastikan bahwa Supra GTR150 ini tidak akan kehabisan tenaga untuk diajak menanjak meskipun sudah dalam posisi masuk gigi empat. Dan ternyata benar, masih enteng bro, bahkan untuk mengejar motor sport fairing 150CC dari pabrikan S masih bisa. Selain itu kontur jalan yang tidak rata tidak menjadi masalah meskipun dalam kecepatan tinggi, shock depan belakang bekerja dengan sempurna.

Selesai melibas tanjakan panjang, kami mulai dihadapkan dengan tikungan patah-patah dikombinasikan dengan tanjakan pendek. Oh ya, saat selepas pasar Cepogo ada jembatan yang kondisinya masih dalam perbaikan, jembatan darurat dibuat dengan kayu balok yang disusun, sebenarnya untuk motor sudah diberikan jalur khusus dibagian bawah yang merupakan sisa dari jembatan lama yang masih bisa dipakai. Namun saya memilih untuk melewati jembatan kayu, yang kalau ada kendaraan lewat balok kayunya itu bergerak memantul memberikan efek getaran dan bunyi yang lumayan keras. Disini saya sempat berdiri bertumpu pada footstep sambil motor tetap berjalan, tiadak ada gejala ban slip maupun limbung, peredam kejut tetap memberikan respon yang baik sehingga kemudi tetap stabil.

Jalur ini cukup familiar bagi saya, selepas pasar Cepogo dan jembatan rusak jalanan aspal digantikan dengan cor beton. Tau sendirikah kalau jalanan cor beton itu cenderung bumpy, tapi percayalah suspensi Supra GTR150 mampu menghandlenya dengan baik. Tikungan patah-patah dan tanjakan mampu saya lewati dengan mudah, power sangatlah cukup untuk trek seperti ini. Bisa jadi Supra GTR150 ini merupakan kendaraan yang cocok untuk daerah pegunungan seperti Selo ini.

Saat menghadapi turunan, perangkat rem Nissin dikombinasikan dengan engine brake memberikan keamanan yang pas bagi pengendara, tidak ada gejala kurang pakem ataupun ngeloss. Untuk turunan saya lebih suka memanfaatkan rem belakang dikombinasikan dengan engine brake.

Tujuan pertama kami adalah New Selo, sebuah lokasi diketinggian yang memungkinkan kita untuk melihat puncak gunung Merapi lebih dekat. Namun karena sedang adanya pagelaran kebudayaan daerah, akses jalan menuju ke New Selo tertutup kemacetan kendaraan. Jadilah kami mengalihkan tujuan ke bukit Gancik, atau yang lebih ngetop dikenal dengan Gancik Hill Top.

Jalan menuju Gancik Hill Top ini memberikan tantangan lagi untuk Supra GTR150. Jalurnya terdiri dari jalur cor beton, dikombinasikan dengan aspal rusak, jalanan tanah dan tentunya masih penuh dengan tanjakan dan tikungan patah. Namun lagi-lagi tidak ada kendala sama sekali untuk menempuh medan seperti ini.

Supra GTR150 ini memberikan pengalaman petualangan yang menyenangkan untuk saya, dalam balutan body bebek, tersimpan tenaga dari mesin 150cc Sport dan tentunya kenyamanan khas dari generasi Honda Supra.

Untuk konsumsi bahan bakar bagaimana? Kapasitas tangki Supra GTR150 adalah 4,5 Liter, saat berangkat kondisinya sudah terisi bahan bakar fulltank dengan indikator bensin fullbar, sampai selesai acara berkurang dua bar saja. Jarak yang ditempuh dari Timbul Jaya Motor Boyolali rolling thunder di Kota Boyolali dilanjutkan ke Selo dan kembali lagi ke Timbul Jaya Motor kurang lebih sekitar 65 kilometer.

Sayangnya display speedometer digitalnya tidak dilengkapi dengan konsumsi bahan bakar rata-rata, hanya ada odometer dan tripmeter. Kemudian selama perjalanan saya merasakan sedikit kurang nyaman dibagian telapak tangan, mungkin karena riding positionnya yang kurang cocok dengan postur tubuh saya (186cm, 83Kg). Posisi stang lebih rendah dari tipe sport, selain itu saya terbiasa menggunakan stang tinggi. Jadi bisa saja hanya karena kebiasaan saja. Overall, menurut saya Supra GTR150 cocok untuk digunakan di medan jalan pegunungan. Bagi anda yang sudah nyaman dengan Honda Supra, jangan takut untuk naik kelas menggunakan Supra GTR150 ini, kenyamanan tetap bisa anda dapatkan, ditambah lagi dengan performa yang lebih sporty. Salam Satu Hati, #cari_aman

Menjadi Perhatian Pengunjung Objek Wisata Gancik Hill Top