Mas Bro Gan Sob, mungkin memang terlalu dini bagi rtb untuk menyimpulkan mengenai plus minus Honda CRF150L, karena rtb sendiri baru sekali mencoba dan rtb juga belum pernah berpengalaman dengan motor trail lainnya. Namun rtb akan mencoba menceritakan apa saja plus minusnya sesuai dengan pengalaman rtb selama fun touring kemarin.
Sebelum membahas mengenai plus dan minusnya, rtb akan sedikit bercerita. Postur jangkung motor trail memang boleh dibilang hal yang pasti dan wajar, rider dengan tinggi 168cm seperti rtb mungkin memang kurang tinggi, kurang ideal untuk motor ini. Namun bukan berarti harus menyerah dan tidak mencoba. Saat touring kemarin rtb memakai celana jeans yang secara ukuran sudah longgar, namun karena pemakaian knee guard yang diluar dan mengikat celana bagian bawah membuat mobilitas dibagian selangkangan semakin sempit. Jadi tadinya celana yang longgar menjadi terasa sempit dan posisi jinjit semakin menambah derita hehehe. Dan pastinya hal seperti ini tidak dialami bagi yang benar-benar mau main trail atau trabasan, karena pasti riding suitnya sudah berbeda.
Hal pertama yang rtb coba rasakan dan perhatikan dari awal start touring adalah akselarasi mesin pada putaran bawah. Feel awal ketika menggeber Honda CRF150L di jalan aspal terasa flat sama dengan motor 150cc yang pernah rtb coba, Supra GTR, Vixion Maupun Old CB150R. Maksudnya flat disini tenaga motor ini ada dan terasa cukup untuk diajak spontan berakselarasi. Namun masih sedikit hampa ketika di putaran atas. Mungkin dengan ganti knalpot bisa merevisinya.
Suspensi depan, terasa kerja suspensi depan begitu mantab, rtb sengaja menghajar lubang-lubang di jalan aspal dan ternyata hasil getaran atau goncangannya tidak terlalu terasa ke tangan rtb. Jalanan bumpy dikombinasikan dengan ban knobby tak membuat sektor kemudi menjadi goyang karawang. Shock upside-down dengan diameter 37mm merk Showa ini bekerja dengan baik dan maksimal.
Riding position, ketinggian jok semuanya menjadi tersamar ketika kita sudah asyik riding, hanya saja saat akan berhenti rtb selalu memperhitungkan dengan baik agar tak salah mendarat. Selain itu rtb juga selalu mencoba posisi pendaratan kaki dengan beberapa cara sebelum dan selama touring kemarin. Bobot motor ini bagi rtb tergolong ringan, namun pasti akan berbeda jika kemarin itu full off road dan masuk lumpur. Dengan berat 122kg bisa jadi akan terasa berat. Namun menurut penjelasannya dalam product knowledgenya, Honda CRF150L ini sudah diperhitungkan pembagian beratnya, komponen yang berdekatan dengan permukaan tanah, seperti ban, velg, suspensi, swing arm, sudah menggunakan bahan yang lebih ringan.
Wheelbase atau jarak sumbu roda dari Honda CRF150L ini panjang, membuat motor ini sedikit susah digunakan untuk berbelok dengan sudut yang sempit, terutama pada kecepatan rendah atau saat berhenti dan akan berputar pelan apalagi dikombinasikan dengan tinggi badan rtb. Membuat rtb sedikit kesusahan saat harus putar balik. Tapi jika digunakan menikung dalam kecepatan tinggi hal tersebut tak terlalu terasa, bahkan rtb tetap bisa merasa nyaman.
Wajarnya motor trail memang hadir dengan jok yang tipis dan tidak terlalu lebar. Meskipun hanya riding sejauh kurang lebih 58km namun membuat pantat rtb sedikit tersiksa. Tapi ya kalau saat masuk medan trail atau trabas biasanya rider cenderung jarang sekali duduk, justru bisa duduk malah saat berhenti saja.
Irit, dengan teknologi pgm fi Honda CRF150L ini termasuk irit menurut rtb. Buktinya sudah rtb sampaikan di artikel sebelumnya, dengan jarak tempuh kurang lebih 58km indikator bahan bakar dari blinking diisi full dan kembali masih fullbar. Mungkin bisa lebih akurat jika speedometernya bisa memperlihatkan konsumsi bahan bakar rata-rata.
Selain hal yang berkaitan dengan plus minus Honda CRF150L dari sisi pengalaman riding yang rtb rasakan ada pula beberapa plus minus secara teknis yang rtb temukan. Kualitas cover body dari motor ini bagus, bahan tebal dan lentur. Kualitas las-lasan dari motor ini menurut rtb sedikit kurang rapi, terlihat dibagian rangka tengahnya. Build quality kaki-kakinya mantab. Penting gak penting menurut rtb informasi di speedometer digitalnya masih kurang lengkap. Selain itu speedometernya yang sudah digital ini masih terbatas ketahanannya, maksudnya speedometer ini memang aman terkena air secara langsung, mulai dari sekedar cipratan, hujan, disiram, namun masih belum tahan jika harus direndam dalam air terlalu lama, namun jika akan digunakan untuk trabasan ekstrim bisa dilepas dengan mudah dan tidak mengganggu kinerjanya.
Velg ringan dan menggunakan merk Takasago Excel Asia. Jari-jari dari spoke wheelnya sudah menggunakan yang model lurus sehingga mengurangi resiko mudah patah seperti jari-jari velg biasa yang model L. Selain itu sudah dilengkapi juga dengan tire lock atau stopper ban, sehingga ban tetap berputar bersamaan dengan velg meskipun dalam kondisi tekanan ban yang rendah atau saat gembos.
Nah Mas Bro Gan Sob, itu tadi plus minus Honda CRF150L menurut rtb yang awam dunia trail, semoga informasi ini bisa bermanfaat, jika ada pertanyaan atau ada yang ingin diutarakan jangan ragu untuk mengisi di kolom komentar. Terimakasih.
Baca Juga :
- Review Microphone Murah Untuk Vlog Riding dengan GoPro Hero 5 & 7
- Pengalaman Pertama Sederhana Dengan Smart Band Xiaomi Mi Band 2
- Paxel Jasa Pengiriman #AntarkanKebaikan Untuk Indonesia
- Cari Penginapan di Sekitar Bandara Semarang Yang Nyaman dan Murah? Griya Kasturi Bisa Jadi Solusi
- Impresi Riding Yamaha Lexi 125 VVA Sebagai Rider dan Boncenger
- Tiga Bulan Pakai Asus Zenfone Max Pro M1, Rasanya Gimana Sih?
- Review Base Layer Mount Trek, Nyaman Untuk Riding, Tidak Gerah
- Hasil Video Asus Zenfone Max Pro M1 Yang Sudah Distabilized, Boleh Juga Nih
- Case Untuk Asus Zenfone Max Pro M1
- Uji Konsumsi Bahan Bakar Yamaha Scorpio [Bagian Pertama]