Nyetir mobil, ternyata rumit. Iya, ini adalah kesan pertama yang saya dapat setelah dua jam belajar nyetir , awalanya saya berpikir roda empat lebih stabil dibanding roda dua, ternyata roda empat butuh distabilkan lebih dibandingkan roda dua. Dengan sepeda motor apabila sudah berjalan dan kecepatan sudah teratur kita bisa rileks dan secara refleks tidak terlalu memikirkan keseimbangan dan kestabilan kecuali akan melakukan manuver, cukup mengendalikan kemudi/stang agar bisa lurus, sedangkan ketika nyetir mobil perasaan saya sudah berjalan lurus kemudi sudah saya posisikan di tengah posisi normal, ternyata mobil masih saja kekiri sendiri, kekanan sendiri… hehehe. Dulu pas saya belajar menggunakan motor kopling manual beberapa kali saya missed tidak menekan kopling saat memindah gigi dan sekarang kebiasaan menekan kopling sudah menjadi hafalan dan malah kadang bisa memindah gigi dengan sempurna dengan waktu yang cepat, koordinasi tangan kiri menekan kopling, tangan kanan mengurangi/menahan gas, kaki kiri memindah posisi gigi sangat sempurna, sekarang saat belajar nyetir waw… berantakan, rem yang masih terlalu menyentak, gas yang kurang smooth dan refleks tangan yang sering terganggu dan menyebabkan mobil terlalu kekiri atau kekanan, bahkan hanya karena melirik spion saja.
Diawal belajar nyetir saya diberi pengertian mengenai instrumen yang ada mobil, mulai dari pedal gas, rem, kopling, tuas persneling, kemudi dan beberapa kelengkapan lainnya, kemudian saya disuruh menekan pedal gas dengan kaki, ternyata susah ya, untuk bisa menekan pedal gas dengan perlahan, beberapa kali mencoba masih menyentak, terutama saat berpindah kaki dari rem ke gas atau sebaliknya. Kemudian diteruskan dengan berjalan tanpa main gas, hanya memainkan kopling saja, setelah memasukkan persneling saya diminta melepaskan dan menahan kopling sampai mobil bisa berjalan dan tidak kehilangan tenaga, kemudian kopling boleh dilepas sempurna diteruskan menstabilkan kemudi agar mobil keluar jalur, tidak terlalu kekiri maupun kekanan. Kemudian diajarkan caranya berhenti, saya terbiasa mengerem bersamaan menekan kopling jika menggunakan motor, kadang rem terlebih dahulu sebelum kopling atau kopling hanya setengah tidak sampai habis baru direm, namun saat saya belajar nyetir ini saya diajarkan untuk menginjak kopling sampai penuh baru menginjak rem perlahan-lahan, disini kadang saya masih missed kopling belum diinjak full sudah saya rem, atau kopling sudah saya injak full namun rem terlalu cepat, sehingga berhentinya menghentak. Kemudian saat berbelok di persimpangan, kalau menggunakan sepeda motor ya tinggal wush… tau-tau udah keluar dari simpangan, saat menggunakan mobil saya diajarkan untuk menginjak kopling full kemudian direm untuk berhenti dan meperhatikan kondisi kanan kiri, kemudian memutar kemudi lebih dari satu putaran sambil melepas kopling sampai mobil ada tenaga dan kuat bergerak, kemudian saat keluar dari tikungan atau persimpangan saya harus mengembalikan posisi kemudi ke posisi normal, dan masih banyak lagi kerumitan yang saya alami selama dua jam ini.
Minggu depan saya masih akan belajar nyetir lagi sampai total 8 jam, sampai saat ini saya menyimpulkan untuk menyetir mobil itu sangat membutuhkan konsentrasi dan koordinasi mata, kaki, tangan yang lebih kompleks dan yang paling penting, semakin sering kita menyetir pasti makin terbiasa.