Polisi ini stress karena korban tilangnya

Polisi ini stress karena korban tilangnya, monggo disimak hasil screenshoot dari group facebook info cegatan solo ini :

Bagi yang tidak paham bahasa jawa, berikut translatenya :

ini cerita beneran bukan karangan

Travel dari Pati jurusan Jogja kebetulan sopirnya orang Samin, pesanku kalau sampai ada urusan dengan orang Samin lebih baik urusan sama KOPASUS saja, cepat selesai seperti kasus Cebongan. Orang samin itu orang yang terkenal sangat ngeyel dan luarbiasa gobl*knya, ya tidak semuanya namun rata-rata seperti itu. Nah supir ini mengantarkan penumpang tujuan Yogyakarta, kebetulan sampai kota Purwodadi ada polisi nyari masalah dengan memberhentikan travel tersebut

P : Polisi

S : Samin

P : Selamat pagi pak, maaf pak bisa lihat surat-suratnya

S : tidak bisa pak, surat saya dipegang (dibawa) istri saya

P : Maaf pak, surat kendaraan

S : Nah, kalau itu paham saya, faktur dan kwitansi yang bawa bos saya pak, saya ini cuma supir saja.

P: ??… STNK, SIM pak….

S : Wah, kalau bicara yang jelas pak, ini STNK dan SIMnya.

P: Pak, tahu tidak kesalahan bapak?

S : Ya tidaklah pak, kalau tahu sudah pasti saya sudah tobat dan minta maaf

P : Iya.. betul kok kaya hari raya saja, saling memaafkan.

penumpang tertawa

P : iki mobilnya bapak sudah mati pak, dari tahun kemarin

S : Wah, ya tidak to pak, kalau mati ya tidak bakalan bisa sampai sini, ini dipakai tiap hari lancar kok

P : Rrrr… STNKnya yang mati pak, ini saya tilang, mobil saya tahan, silahkan diurus dulu surat-suratnya

S : Walah memangnya salah apa mobil saya kok ditahan, bukan maling, rampok juga bukan …

P : Rrrr… !! Gimana ya jelasainnya hemm, pokoknya ini ditahan karena melanggar peraturan, silahkan diurus dulu ke pengadilan, kalau sudah ada keputusan silahkan kesini lagi.

S : Nah, iya kan, salahnya tidak jelas, malah disidang terus siapa yang akan membela trus nanti mobilku mau dipenjara kan, tidak jelas hukumnya ini pak…

P : * Pak polisi telepon temannya* “Kamu bisa kesini tidak, pusing saya” *Temannya menjawab* “Tidak bisa, ini aku lagi masuk angin di pos”

Polisinya kembali lagi mengahadapi orang Samin tadi, kemudian dengan sabar menjelaskan secara panjang lebar aturan denda dan macam-macam sampai kira-kira setengah jam baru selesai.

S : Ya sudah pak mobilnya silahkan ditahan, tapi penupangku tolong diurus, biarlah saya tidak bertanggung jawab biar semaunya sendiri, ini ada 4 orang tua dan orang hamil. Kalau ada yang teler di jalan kamu yang tanggung jawab, kalau sampai melahirkan di jalan kamu yang jadi bapaknya, kalau sampai jadi gelandangan terus keluarganya tidak terima kamu yang tanggung jawab, kalau orang tua ini hilang kamu yang cari, biar aku ulang naik bis saja…

Kira-kira setengah jam ngomong tidak jelas baru selesai, pak polisinya mulai bingung dan galau sedih, ragu-ragu, salah tingkah sambil melihat ke dalam mobil mengecek penumpang.

P : Bentar-bentar , begini saja damai saja tapi tetap harus membayar denda tilang 500 ribu, mau dibaya sendiri atau dititipkan saya, penumpangmu bisa kamu bawa lagi.

S : Nah gitu kan enak to pak, damai saja. Kalu gitu dendanya 500 ribu pak polisi yang bayar, aku titip pak polisi saja itung-itung pak polisi menolong aku dan penumpangku.

P : Heh… yang bayar kamu, bukan saya, saya cuma membanyu, mebayarkan saja.

S : Walah pak-pak, gak damai kalau gitu, ngajak beratem itu namanya, aku ini sopir tidak bawa uang, penumpangku sudah membayar ke bosku, begini saja, mobil dan penumpangnya aku tinggal saja, biar aku jemput bosku ke Samin, besok siang sampai sini.

P : eh…, sudah-sudah minggat sana, kampret kamu ini, tidak usah jemput bos kamu, anak buahnya aja ruwetnya kaya gini apalagi bosnya , bisa gilan saya, cepetan jalan sana jangan lewat depn saya lagi.

Setelah itu pak polisi pergi dengan jengkel, lalu tidak tahu ngomong apa lagi. Kemudian sopir travel samin kembali melanjutkan perjalanan ke jogja dengan muka tanpa dosanya seperti tidak terjadi apa-apa. Pak polisi kembali ke pos terlihat seperti sedang memegang kepala dan memainkan pistolnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *