Trip to Pacitan [part 2]
2 min readMenyambung tulisan sebelumnya, setelah puas menikmati keindahan pantai Klayar, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kota Pacitan untuk mencari penginapan. Kami mengambil route melalui Punung dengan jalanan yang naik turun berkelok-kelok yang langsung tembus ke kota Pacitan, kesan pertama begitu memasuki kota Pacitan kotanya rapi, asri, tidak terlalu ramai. Muter-muter mencari penginapan, akhirnya di hotel keempat mendapatkan kamar yang sesuai dan pas harganya (murah). Hotel Bali Asri yang terletak di jalan Ahmad Yani Pacitan, dengan tarif Rp. 120.000 permalam (double bed, kamar mandi dalam, tv, fan) dan memiliki tempat parkir yang luas sudah cukup bagi kami untuk istirahat.
Sabtu pagi (01/02/14) kami berkeliling kota Pacitan dilanjutkan mengunjungi pantai Telengria, yang letaknya tidak terlalu jauh dengan kota Pacitan. Dalam perjalanan menuju pantai Telengria, kami sempatkan untuk berhenti di alun-alun Pacitan dan lokasi kediaman presiden Indonesia SBY. Memasuki pantai Telengria kami dipungut biaya Rp. 5.000 perorang dan biaya parkir kendaraan Rp. 2.000, berhubung masih pagi (sekitar pukul 7 ) suasana pantai Telengria masih sepi, terlihat beberapa orang sedang berjalan di tepi pantai, scorpio saya parkirkan di tepi pantai lalu kami tinggal jalan-jalan, kurang lebih satu jam kami menghabiskan waktu di pantai Telengria
Selesai dari pantai Telengria kami berniat mencari sarapan, niat hati ingin mencari Nasi Lodo yang katanya makanan khas Pacitan, tapi sudah muter-muter tidak bertemu juga dengan penjual Nasi Lodo berhubung sudah lapar banget, akhirnya berpindah ke Nasi Padang untuk sarapan :D. Selesai sarapan kami kembali ke hotel untuk cekout, mampir beli oleh-oleh lalu pulangnya mampir ke Goa Gong. Untuk keluar dari kota Pacitan menuju Goa Gong kami memilih jalur (melalui Pringkuku) yang berbeda dengan jalur kemarin saat masuk ke kota Pacitan, lagi-lagi dihadapkan dengan jalur yang berkelok-kelok dengan kondisi jalan yang bagus jalur ini sangat nyaman untuk dilewati, mungkin hanya kondisi sekitar yang masih sepi yang mungkin membuat sedikit takut (jauh dari tukang tambal ban, bengkel & penjual bensin) , namun jika kondisi kendaraan sudah dipastikan fit, aman, makan jalur ini sangat nikmat untuk dilibas…. 😀
Sekitar pukul 11 kami tiba di lokasi Goa Gong, masuk lokasi dipungut biaya Rp. 5.000 perorang dan Rp. 1.000 untuk biaya parkirnya. Kondisinya lumayan ramai pengunjung, untuk masuk ke Goa Gong kami harus mendaki beberapa meter undakan yang disekitarnya banyak pedagang makanan maupun souvenir, huft lumayan membuat ngos-ngosan, karena saya mesthi membawa tankbag saya yang berisi pakaian dan makanan oleh-oleh dari pacitan :D. Untuk sejarah Goa Gong saya sendiri tidak tau seperti apa, mungkin bisa dilihat langsung ke wikipedia atau nanya mbah google aja. 😀
mantep nih om 😀
bbm habus brapa tuh ?
wah… gak ngitung mas, berangkat masih ada isinya sisa ngisi terakhir ngoplos 80rb… 😀 sampai dirumah masih ada isinya