Tag Archives: Pantai Klayar

Touring Bersama Kaskus Scorpio Rider – Pacitan 2015

redto-black.web.id – Touring Bersama Kaskus Scorpio Rider – Pacitan 2015. Diawali dengan rencana om Pepi (Priyanto), om Erwe(Rahadi Wibowo)  dan om Marsan yang berencana menghabiskan akhir tahun 2014 dengan riding ke Jogja, sekaligus menengok anaknya om Marsan yan baru lahir (kurang lebih sudah umur sebulan) dan bahkan awalnya akan riding ke Bromo, namun hanya menjadi bahan kegalauan mereka, hehehe.

Tanggal 31 Desember 2014 tiba-tiba om Marsan info ke group WA kalau akan riding ke Pacitan tanggal 1 pagi jam 08.00 pagi berangkat, akhirnya saya memutuskan untuk ikut, selain pengen jalan-jalan juga pengen ketemu mereka di dunia nyata, yang selama ini hanya sering ngobrol di WA saja (kecuali om Marsan, pernah ketemu jelang lebaran tahun lalu).

Dan akhirnya sayapun bilang ke istri kalau mau jalan sama teman-teman, tapi sepertinya istri tidak rela jika tidak diajak, sebenarnya saya juga suka saja kalau ngajak istri, tapi melihat teman-teman ini pasti tidak bisa pelan kalau bawa motor akhirnya saya tidak mengajak istri setelah bisa menenangkannya dan memperbolehkan saya jalan dengan teman-teman.

Tanggal 31 malam saya meminta info ke om Marsan & om Seka mengenai jadi atau tidaknya dan ternyata tidak ada kabar, sampai akhirnya pagi di grup WA om Erwe info bahwa mereka jadi riding ke Pacitan , akhirnya saya tanya saya harus kemana yang awalnya saya mau ketemuan saja di Pacitan langsung dan om Marsan meminta saya nyusul ke Jogja saja di rumah om Seka, yang lebih tepatnya di Manisrenggo Klaten.

Akhirnya pagi sekitar pukul 7 pagi saya berangkat ke Manisrenggo(tentunya setelah pamit dengan istri dan ibu mertua), sampai di daerah Prambanan saya tanya di grup lokasi tepatnya rumah om Seka dimana, tapi tidak ada yang menjawab, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti GPS menuju kecamatan Manisrenggo, mendekati lokasi kecamatan saya berhenti di depan BKK lalu membuka handphone untuk bertanya lagi.

Namun belum jadi bertanya tiba-tiba meluncur seekor yamaha scorpio warna hitam dan ditunggangi joki berwarna hitam berbaju hitam dan bercelana hitam dan kulitnyapun …… hehehe. Suatu kebetulan atau bagaimana perasaan saya yakin bahwa sepertinya pernah lihat scorpio itu (dari gambar yg di share di WA) akhirnya tanpa basa basi langsung saya susul, saya ikutin masuk ke gang kampung, dan ternyata benar itu om Seka.

Sampai di rumah om Seka, ternyata om Pepi & om Erwe sedang jetting karbunya om Pepi yang mbrebet di putaran atas, saya cuma bisa melihat dan memperhatikan, karena saya tidak banyak paham mengenai mesin apalagi setting karbu, dan yang menarik adalah ketika om Erwe memakai kabel serabut untuk mengganjal pilot jet karbu agar pas settingannya, dan ternyata benar setelah diganjal dengan kabel serabut bisa ketemu setttinganya dan tidak lagi brebet di putaran atas.

pio om Pepi yang sedan di jetting

Rencana awal jam 08:00 berangkat, tapi menjadi molor karena harus beres-beres, selain itu masih memasang spakbor dpannya om Secka yang kemarin pecah gara-gara blusukan main tanah dan masih mengurut kabel lampunya om Ruri yang lampu jauhnya mati, yang ternyata disebabkan karena kabel kearah soketnya putus.

Alhasil seusai sarapan yang agak siang, sekitar pukul 11 kami berlima baru berangkat, tujuan pertama ke Patuk Gunung Kidul, om Marsan sudah menunggu di sana, dan sudah galau karena masih ada acara keluarga dirumahnya. Setelah bertemu dengan om Marsan kami melanjutkan ke Pacitan melalui Wonosari – Wonogori – Pacitan, sampai di daerah Rongkop para bapak-bapak galau ini mulai menggila.

Jalanan yang mulus, banyak tikungan membuat mereka kesetanan, saya yang tidak berani ngebut akhirnya ditinggal jauh dibelakang, sempat sesaat ditemani om Seka di belakang, namun akhirnya om Seka juga terpancing untuk ikut mereng-mereng (dengan dalih tidak tau jalan, jadi tidak mau ketinggalan).

Dengan kondisi seperti ini saya tetap konsisten pelan, menjaga kecepatan di angka 80kpj, kadang 90kpj kalau jalan lurus, sampai beberapa tikungan saya tidak melihat rombongan sama sekali, untungnya om Pepi mau pelan, akhirnya saya dibelakang om Pepi untuk beberapa saat, sampai masuk mendekati wilayah Wonogiri.

Begitu masuk wonogiri semua berubah, karena negara api menyerang  jalanannya bergelombang dan banyak tambalan yang menyisakan pasir dijalur, mulai di jalur ini saya mulai di depan, karena saya yang pernah lewat daerah situ dan yang lain belum pernah. Sekitar pukul 13.30 kami sampai di perempatan Giritontro, kami istirahat untuk makan, mampir di warung bakso, disini kami istirahat kurang lebih selama setengah jam, saya sendiri hanya minum air putih dan es teh saja.

Ngopi Dulu, biar gak galau kata om Pepi

Kemudian pukul 14:00 kami lanjut perjalanan melalui jalur Giritontro yang baru, yang dulu pernah saya lewati dua kali masih jalanan rusak, sekarang sudah full aspal mulus, menurut warga yang kami temui di warung bakso tadi jalan itu baru saja dibuka setelah selesai diperbaiki, dan kembali saya didepan, efeknya rombongan berjalan sedikit pelan.

Sampai akhirnya kami memasuki wilayah Goa Gong yang sudah ramai, jalan yang sempit ditambah bahu jalan yang dipakai untuk parkir mobil karena halaman parkir utama tidak mencukupi. Selepas Gua Gong jalan menuju arah pantai klayar juga sudah selesai diperbaiki, namun hanya sampai sebelum desa Kalak, sedangkan dari desa Kalak jalan masih rusak, sama seperti terkahir saat saya ke pantai Banyu Tibo. Di pertigaan terakhir menuju pantai Klayar akses jalan tertutup mobil, dan kami dipaksa untuk lanjut menuju pantai Ngiroboyo yang bersebelahan dengan pantai Klayar.

Jalan menuju pantai Ngiroboyo berupa jalan cor yang kebanyakan rusak yang membuat saya ekstra hati-hati dalam mengendalikan motor saya, karena terasa ban depan seperti belok-belok sendiri ketika melewati jalanan yang rusak. Sebelum sampai pantai Ngrioboyo, kami dihadapkan dengan pemandangan yang cukup indah, bukit hijau dimana backgroundnya adalah laut biru. Bapak-bapak galau ini akhirnya mengajak untuk menepi dan ambil gambar dulu sambil menunggu om Erwe yang masih ketinggalan dibelakang, yang ternyata sekeringnya putus karena goncangan-goncangan diperjalanan tadi.

Puas ambil gambar, kami lanjut turun menuju pantai Ngirboyo, viewnya lumayan sih, namun tak sebagus pantai Klayar. Disini saya dipaksa membawa motor saya melewati hamparan pasir yang lumayan luas dan memaksa saya sering memakai setengah kopling, tidak terbayang jika sampai Bromo dan harus melewati padang pasirnya yang luas.

Disini kami cuma sebentar, karena mereka tetap pengen ke pantai Klayar. Selain itu om Marsan pamit pulang duluan karena sudah berjanji dengan keluarganya harus sampai dirumah sebelum maghrib. Akhirnya kami keluar dan kembali menuju pantai Klayar, namun dengan jalur yang berbeda dengan jalur biasanya yang ternyata sangat menantang.

Kami harus menuruni jalan tanah yang curam, pada saat turun ini kami tidak kepikiran bagaimana nanti naiknya. Sampai dibawah kami lansung masuk ke warung dan memesan mie goreng dan minuman, mau jalan jalan ke pantainya namun sedang pasang, mau melihat seruling samudera pun tidak bisa, karena akses masuknya ditutup sebab ombak yang besar, akhirnya kami hanya istirahat sebentar di Klayar.

Naik dari parkiran motor ke jalan utama membutuhkan usaha extra, awalnya kami mencoba naik melalui jalan turun tadi, namun tidak jadi karena susah, akhirnya mencari jalan lain yg lebih landai, dan ternyata ada namun jalurnya tidak rata dan sampingnya jurang yang tidak terlalu dalam tapi tetap saja berbahaya jika tidak hati-hati, kami berlima naik satu persatu dan saling bantu mendorong motor jika selip. Akhirnya kami bisa naik dengan selamat semua kemudian melanjutkan perjalanan pulang

Diperjalanan pulang kami sempat berhenti beberapa kali karena om Seka harus membetulkan spakbor depannya yg kendor dan menggesek ban

Lalu berhenti di pom bensin baru di daerah utara Giritontro, kemudian berhenti lagi di Wonogiri kota karena kabel koplingnya om Erwe putus, untungnya saya membawa cadangan, kemudian kami lanjut ke Solo, menuju rumah om Binjul, sesampainya di rumah om Binjul saya pamit pulang duluan, karena sudah malam dan istri sudah menunggu di rumah.

Group Riding to Klayar Beach, Pacitan

Setelah beberapa lama direncanakan, akhirnya Sabtu(15/3/14) saya dan rekan-rekan pabrik melakukan grup riding ke Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 9 orang dengan 6 sepeda motor, 3 sepeda motor berboncengan dan 3 lainnya sendiri. 3 Sepeda motor yang berboncengan terdiri dari 2 Yamaha new vixion lightning dan 1 Yamaha vixion sementara 3 motor yang sendiri terdiri dari 2 Honda CB150R dan saya sendiri dengan Yamaha scorpio.

Rombongan terbagi menjadi 2 berdasar lokasi berangkatnya 1 group yang dari arah Boyolali yaitu saya dan dua rekan saya sementara group lainnya berangkat dari arah Solo. Pukul 07.00 kami ketemu di titik kumpul di rumah bos … 😀 saya kira bos mau ikut, ternyata hanya memberi pengarahan supaya hati-hati dan memberi sarapan :D, dalam pengarahannya bos sempat bertanya teknis dijalan seperti apa, siapa yang mau didepan dan jalurnya seperti apa. Saya diminta di depan karena beberapa waktu yang lalu saya sempat ke Klayar, dan dianggap lebih tahu jalurnya seperti apa.

Sayapun memberi penjelasan mengenai jalur yang akan dilewati yaitu melalui Wonogiri kota – Wuryantoro – Eromoko – Pracimantoro – Giritontro (membelah hutan dengan jalanan desa yang lumayan rusak) – Perbatasan Jateng Jatim – Punung – Klayar, jalur yang saya ambil ini menurut saya lebih cepat meskipun membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang lebih, apalagi mulai dari Pracimantoro sampai perbatasan Jateng Jatim.

Berhubung kami jarang riding bersama akhirnya kami riding santai saja tidak perlu cepat-cepat yang penting nyaman, aman walapun kadang rombongan sering terpisah, namun saya yang didepan selalu menunggu sampai semua terpantau dari kaca spion, selain itu kami juga memakai HT untuk komunikasi antara saya yang didepan dengan rekan yang ditengah serta sweeper dibelakang. Sekitar pukul 09.30 kami sampai di titik istirahat pertama disebuah SPBU di daerah Pracimantoro, SPBU terakhir yang ada di rute kami.

Istirahat ini kami manfaatkan untuk cek kendaraan dan menambal ban dari salah satu motor kami yang kondisinya sempat saya tulis disini, saya merasa was-was apabila tidak segera ditambal karena selepas SPBU ini jalur yang kami lewati lumayan berat taktunya apabila sampai menghajar lubang lagi malah akan lebih parah dan yang lebih saya khawatirkan adalah apabila sampai bocor di tengah hutan yang jauh dari tukang tambal ban. Saya sempatkan juga untuk bertanya kepada teman-teman mengenai kondisi fisik mereka, rata-rata masih oke namun jalur yang kebanyakan jalan bergelombang membuat pinggang mereka pegal, mungkin karena jarang riding jarak jauh.

Akhirnya selesai tambal ban dan istirahat kami lanjutkan perjalanan lagi. Jalur yang ada didepan kami ini termasuk jalur PHP (pemberi harapan palsu) hehehe karena kombinasi dari jalanan aspal halus dan aspal rusak, dimana setelah aspal halus pasti ujungnya ada jalanan aspal yang rusak…. hehehe disini kami sempat berhenti sebentar, karena salah satu dari rekan saya ada yang merasa tidak enak badan dan hampir putus asa dan ingin kembali pulang sendiri… waduh… namun akhirnya beliau mau melanjutkan istirahat setelah dikasih permen tolak angin  dan minyak kayu putih, selepas jalur PHP ini kami sampai di perempatan Giritontro dimana jalur wajarnya biasanya ambil arah kiri melalui Baturetno baru kearah Pacitan, namun saya memilih untuk lurus melalui jalur desa yang membelah hutan, disini kami kembali dihadapkan dengan jalur jalanan desa aspal rusak, dijalur ini saya sempat berhenti beberapa kali untuk menunggu rombongan sampai berkumpul lagi.

Akhir dari jalur ini adalah perbatasan Jateng Jatim, memasuki area ini jalan kembali bagus, jalur yang lebar dan aspal bagus, meskipun dibeberapa tikungan terlihat banyak kerikil berserakan. Tak berapa lama akhirnya kami sampai dipertigaan yang memisahkan jalur antara arah ke kota Pacitan dan Goa Gong, Pantai Klayar. Kamipun mengikut petunjuk arah menuju pantai klayar, memasuki area ini saya sampaikan ke rekan-rekan melalui HT bahwa jalur jalan yang bagus hanya sedikit sampai lokasi Goa Gong, selepas itu kami akan dihadapkan dengan jalur jalan aspal sempit dan jalanan rusak lagi.

Sekitar pukul 11.00 kami sampai di Pantai Klayar, selesai memarkirkan kendaraan kami menuju tepi pantai dan memilih tempat untuk istirahat diantara sekian banyak tikar yang disewakan untuk tempat istirahat. Dikarenakan cuaca sangat panas, kami memutuskan untuk istirahat dulu sambil menunggu waktu sholat Dzuhur. Selesai sholat Dzuhur rekan-rekan saya mulai pecicilan bermain dipantai, sementara saya sendiri dan rekan saya yang sempat merasa tidak enak badan tadi memutuskan untuk beristirahat saja, tiduran. Saya sendiri sudah pernah ke lokasi ini sehingga perjalanan kali ini saya benar-benar murni menikmati perjalanannya saja 😀

sampai di Klayar
aku ra popo

Kami menikmati waktu sampai kira-kira pukul 14.30, selesai itu langsung keluar dari Pantai Klayar, mencari makan searah jalan pulang. Untuk rute pulangnya kami mengambil rute yang sama dengan rute berangkat, selain lebih cepat pastinya rekan-rekan sudah paham dengan rutenya, paling tidak memorynya pasti sudah terisi dengan kondisi rute yang pernah dilewati. Ditengah perjalanan pulang kami dihadang hujan, awalnya di Pracimantoro hanya hujan gerimis bahkan sempat kering, hujan berhenti, akan tetapi masuk ke Eromoko – Wuryantoro kembali hujan deras sampai di Sukoharjo hujan baru berhenti. Sampai di rumah sekitar pukul 19.00

Trip to Pacitan [part 1]

Setelah direncana selama beberapa minggu, akhirnya Jum’at(31/01/14) sekitar pukul 8.30 saya dan istri berangkat meninggalkan boyolali menuju Pacitan, awalanya saya memilih jalur melalui Delanggu – Cawas – Manyaran – Wonogiri, akan tetapi karena lupa jalurnya dan sempat beberapa kali beruputar-putar akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jalur lain, yaitu melewati Sukoharjo kota yang tembus ke Wonogiri – Eromoko – Pracimantoro – Pacitan. Sekitar pukul 11.30 saya sampai di Masjid Al-Ikhlas daerah Punung, lalu istirahat sambil menunggu waktu sholat Jum’at, disini kami ketemu dengan rombongan yang berasal dari Boyolali juga, mereka karyawan Bank Guna Daya yang sedang plesir menuju pantai Klayar.

Usai sholat Jum’at kami melanjutkan perjalanan ke pantai Klayar, beberapa kilometer pertama jalan aspalnya bagus sampai di lokasi parkiran objek wisata Goa Gong kemudian dilanjutkan dengan jalan aspal desa yang sedikit sempit naik turun dan berkelok-kelok, beberapa kali saya harus berhenti karena mobil yang ada didepan bersimpangan, bergantian karena jalannya hanya muat untuk satu mobil saja dan sayapun harus mencari lokasi yang aman dan tepat ketika mendahului mobil-mobil tersebut, syukurlah scorpio saya masih mampu menaklukkan track kali ini. Sekitar pukul 13.20 kami sampai di pantai Klayar, untuk masuk ke objek wisata ini kami dikenai biaya Rp. 7.000 untuk dua orang. Selesai memarkirkan motor, lepas helm, jaket & sarung tangan kamipun langsung mulai seperti biasanya, foto-foto… hehehe.

Track perjalanan Wonogiri – Pacitan

Pantai Klayar

Pantai dengan ombak yang lumayan besar, karena strukturnya yang curam dengan banyak batu karang di tepiannya. Saya sempat kaget pontang-panting dikarenakan ketika saya istirahat duduk diatas batu di tepi pantai tiba-tiba ombak besar menyapu membuat tas dan celana saya basah… 😀 .  Kurang lebih satu jam saya habiskan di pantai Klayar dan kemudian saya lanjutkan perjalanan ke Pacitan kota untuk mencari penginapan . . . . .

bersambung