Gunung Api Purba, Embung Nglanggeran, Pak Gito
2 min readYup, libur tanggal 19 Februari kemarin saya sempatkan waktu untuk riding santai bersama dua rekan kerja ke Patuk Gunung Kidul, tujuan utama sebenarnya pengen nyicipin durian di tempatnya Pak Gito setelah membaca artikelnya Pak Hadiyanta disini & disini, meskipun saya sebenarnya tidak suka durian dan niat saya yang penting riding, sekalian pengen tau gunung api purba itu seperti apa. Berangkat dari Boyolali sekitar pukul 07.00 menuju titik kumpul di Pertamina Spbu 4457405 Delanggu, sekitar pukul 07.18 saya sampai di SPBU tersebut kemudian disusul Huda dan yang terakhir datang Achmad pada pukul 07.40, setelah Achmad datang dan isi bensin kami lanjut memacu kendaraan kami kearah Prambanan melalui Klaten kota dan lanjut ke Patuk melalu jalur yang biasa dilewati kalau akan ke pantai di Gunung Kidul. Tak lama sekitar pukul 9 kami sampai di Gunung Api Purba Nglanggeran, sampai disana cuaca sedikit mendung lumayan mendukung untuk mendaki, menurut keterangan jarak dari pintu masuk ke puncak hanya sekitar 1000m namun medannya lumayan terjal dikelilingi bebatuan. Pengalaman saya terakhir mendaki atau berjalan jarak jauh adalah ketika saya mendaki bukit Sikunir sekitar dua tahun yang lalu dan itupun saya hampir menyerah ditengah jalan dan membiarkan istri saya naik duluan. Jadi ya sekuatnya saja, sampai pos berapa naiknya… hehehehe




Ya seperti yang saya duga sebelumnya, meskipun sudah banyak istirahat, ternyata cape juga, akhirnya sampai di pos 2 kami turun, lalu melanjutkan ke embung.

Tak lama kami di embung, hanya sekedar melihat lihat dan ambil gambar, menjelang adzan dzuhur kami keluar dari lokasi embung, mapir makan lalu meuju warung durennya Pak Gito
Sampai di warung pak Gito saya malah bertemu dengan teman kerja yang sudah duluan menyatap dua buah durian. Agenda pertama di warung duren pak Gito yaitu numpang sholat, sambil menunggu pak Gito mengambil durian dari kebun warga setempat. Selang beberapa saat pak Gito datang membawa seberonjong durian yang masih segar, belum lama jatuh atau dipetik dari pohonnya.

langsung saja Achmad dan Huda memilih buah durian yang mau dibuka, kami sengaja memilih yang kecil dengan harga antara 20-35 ribu, namun jangan salah, meskipun kecil ternyata rasanya mantap daging buahnya tebal, meskipun saya tidak suka durian… hehehe


Selesai makan dua buah durian dan membawa pulang lima biji, kami kembali diiringi hujan deras dari prambanan sampai rumah masing-masing.