Minggu (2/3/14) 20.000 KM tertera di odometer Scorpio, perjalanan terjauh bersama Scorpio didapat ketika mengejar sunrise di bukit sikunir. Sampai saat ini belum ada parts yang diganti secara signifikan, kecuali spion, stang, busi, kampas rem depan dan bohlam lampu depan. Kesannya selama 20.000 KM memakai scorpio adalah boros… hehehe, iya boros BBM, tapi sepadan dengan tenaganya. Selain itu kesan exclusive juga melekat, karena termasuk motor langka yang jarang dijumpai, kecuali pas kopdar club scorpio, pasti banyak.. hehehe.
Sampai saat ini saya merasakan mulai ada gejala hilang power terlebih saat mesin panas, gejala ini baru saya rasakan kurang lebih dua minggu ini. Setelah konsultasi dengan beberapa teman dan mekanik, ternyata itu gejala kampas kopling yang mulai aus, hmm… mungkin anda semua mulai befikir saya tidak pandai memakai motor dengan kopling manual… ya memang… hehehe, scorpio ini motor dengan kopling manual pertama yang saya punya, sebelumnya saya terbiasa memaki motor dengan kopling otomatis, jadi saya sadar kalau kemampuan saya memakai kopling manual memang tidak bagus, dan sudah dari awal saya merasa pemakaian kopling saya tidak bagus, dulu saya sering menahn kopling saat macet-macetan sampai pernah mulur karena terlalu lama saya tahan sehingga motor tetep nyelonong meskipun kopling ditarik, menahan setengah kopling juga sering saya lakukan, apalagi pada saat saya memakai oli enduro racing dimana kopling terasa begitu keras dan mesin menjadi lumayan berisik saat panas. Berhubung sudah disarankan untuk ganti kampas kopling minggu ini saya berencana melakukannya, kampas kopling & gasket blok mesin kanan sudah saya beli, tinggal beli oli mesin trus tinggal eksekusi saja.
Selain ganti kampas kopling ada dua rencana yang mau saya lakukan, yaitu ganti koil asli dengan koil milik scorpio lama (5BP) yang katanya memiliki api lebih besar dan ganti klakson dengan klakson denso disc dan mungkin ada pergantian mendadak lainnya..