20.000 KM bersama scorpio

Minggu (2/3/14) 20.000 KM tertera di odometer Scorpio, perjalanan terjauh bersama Scorpio didapat ketika mengejar sunrise di bukit sikunir. Sampai saat ini belum ada parts yang diganti secara signifikan, kecuali spion, stang, busi, kampas rem depan dan bohlam lampu depan. Kesannya selama 20.000 KM memakai scorpio adalah boros… hehehe, iya boros BBM, tapi sepadan dengan tenaganya. Selain itu kesan exclusive juga melekat, karena termasuk motor langka yang jarang dijumpai, kecuali pas kopdar club scorpio, pasti banyak.. hehehe.

Sampai saat ini saya merasakan mulai ada gejala hilang power terlebih saat mesin panas, gejala ini baru saya rasakan kurang lebih dua minggu ini. Setelah konsultasi dengan beberapa teman dan mekanik, ternyata itu gejala kampas kopling yang mulai aus, hmm… mungkin anda semua mulai befikir saya tidak pandai memakai motor dengan kopling manual… ya memang… hehehe, scorpio ini motor dengan kopling manual pertama yang saya punya, sebelumnya saya terbiasa memaki motor dengan kopling otomatis, jadi saya sadar kalau kemampuan saya memakai kopling manual memang tidak bagus, dan sudah dari awal saya merasa pemakaian kopling saya tidak bagus, dulu saya sering menahn kopling saat macet-macetan sampai pernah mulur karena terlalu lama saya tahan sehingga motor tetep nyelonong meskipun kopling ditarik, menahan setengah kopling juga sering saya lakukan, apalagi pada saat saya memakai oli enduro racing dimana kopling terasa begitu keras dan mesin menjadi lumayan berisik saat panas. Berhubung sudah disarankan untuk ganti kampas kopling minggu ini saya berencana melakukannya, kampas kopling & gasket blok mesin kanan sudah saya beli, tinggal beli oli mesin trus tinggal eksekusi saja.

Selain ganti kampas kopling ada dua rencana yang mau saya lakukan, yaitu ganti koil asli dengan koil milik scorpio lama (5BP) yang katanya memiliki api lebih besar dan ganti klakson dengan klakson denso disc dan mungkin ada pergantian mendadak lainnya..

CB150R milik teman ikut kena silent recall

Pagi ini (Sabtu,01/03/14) dapat kabar dari teman kerja, bahwa motornya (CB150R Streetfire warna putih strip biru)yang baru beberapa bulan dibeli diganti swing armnya pas service rutin. Menurut penjelasan bengkelnya, nomor rangka motor teman saya ini termasuk yang harus diganti swing armnya karena banyak mengalami kerusakan. Bagus juga lah, demi kepuasan dan keselamatan konsumen, untung saja service sekarang, jadi tahu kalau motornya termasuk yang kena silent recall, selain itu dua minggu lagi kami berencana group riding ke Pacitan. Yang punya cibi streetfire, monggo segera dicek ke dealer agar tau apakah termasuk yang harus mendapat penggantian swingarm.

swing arm pengganti
swing arm pengganti
voucher gratis dari dealer

foto dari teman saya yang lagi servis, selain diganti swingarmnya dapat voucher gratis sebesar 20ribu 7buah

Review Pemakaian Pertama Tankbag 7Gear Explorer

redto-black.web.id – Review Pemakaian Pertama Tankbag 7Gear Explorer. Perjalanan saya ke Pacitan(ada Trip To Pacitan 1 &Trip To Pacitan 2) kemarin lumayan terbantu setelah saya membeli tankbag produk 7Gear yang saya ceritakan 7Gear Explorer menjadi pilihanku & 7Gear Explorer menjadi pilihanku lanjutan. Istri tidak perlu menggendong beban berlebih, bekal perjalanan bisa tertata rapi di dalam tankbag dan bisa saya angkut diatas scorpio saya secara rapi dan tidak merepotkan. Kemarin tankbag saya isi dengan dua buah ban dalam cadangan, dua pasang jas hujan, tiga potong baju kaos, dua potong celana pendek serta beberapa tools kecil dan sedikit perlengkapan P3K.

Tankbag menempel kuat di tengki scorpio, manuver berbelok, melibas turunan dan tanjakan terasa nyaman dan tidak terganggu sama sekali dengan keberadaan tankbag yang ada didepan perut & dada saya, ketika sampai di tempat tujuan tankbag berubah menjadi tas gendong ataupun tas selempang, meskipun sedikit berat karena isinya akan tetapi tetap nyaman dipakai

Pantai Klayar 31/01/14

Sekian review dari saya 😀

Review AP Boots Moto 2

Bulan November 2013 saya membeli sepasang sepatu boot merk APBoot tipe Moto2, rencananya boot ini akan saya pakai untuk riding ke Dieng, Wonosobo, akan tetapi karena masih baru dan masih kaku, saya batal memakainya.  Boot ini saya beli di daerah Pasar Legi Solo, sebenarnya di Ace Hardware ada, akan tetapi karena ukuran yang cocok dengan kaki saya tidak ada saya harus mencari di tempat lain. Boot ini saya beli dengan mahar Rp. 100.000 (kemahalan gak ya??) 😀

AP Boot Moto 2 (gambar nyomot dari google)

Boot ini mulai aktif saya pakai ketika memasuki musim hujan ini, pasalnya dua sepatu kulit saya mulai kelihatan mau jebol karena nekad saya pakai hujan-hujanan. Tiap berangkat kerja saya memakai boot ini, sepatu kulit saya tinggal di tempat kerja, selama ini boot ini tersamar dibalik celana panjang saya, tidak banyak orang tau kalau saya memakai boot.

Overall, selama pemakaian dua bulan ini hanya pada awalanya saja terasa kurang nyaman makin sering dipakai makin nyaman, kakipun mulai terbiasa, ngerem pindah gigi sudah berasa biasa sama seperti saat memakai sepatu biasa, selain itu sangat terbukti anti air jadi saat hujan celana kain bagian bawah masuk kedalam boot lalu baru memakai jas hujan diluar boot, sampai tempat tujuan aman, bersih & nyaman 😀

Sedikit tips dari saya, ketika memilih ukuran, lebih baik jika memilih satu ukuran diatas ukuran sepatu yang biasa kita pakai, selain itu lebih baik selalu memakai kaos kaki agar saat melepas boot ini lebih mudah, pengalaman saya sangat sulit melepasnya ketika tidak memakai kaoskaki dan kondisi kaki berkeringat.

AP Boot Moto 2 menapak nyaman di Goa Gong Pacitan
AP Boot Moto 2 menapak di pasir pantai Klayar

Trip to Pacitan [part 2]

Menyambung tulisan sebelumnya, setelah puas menikmati keindahan pantai Klayar, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kota Pacitan untuk mencari penginapan. Kami mengambil route melalui Punung dengan jalanan yang naik turun berkelok-kelok yang langsung tembus ke kota Pacitan, kesan pertama begitu memasuki kota Pacitan kotanya rapi, asri, tidak terlalu ramai. Muter-muter mencari penginapan, akhirnya di hotel keempat mendapatkan kamar yang sesuai dan pas harganya (murah). Hotel Bali Asri yang terletak di jalan Ahmad Yani Pacitan, dengan tarif Rp. 120.000 permalam (double bed, kamar mandi dalam, tv, fan) dan memiliki tempat parkir yang luas sudah cukup bagi kami untuk istirahat.

Sabtu pagi (01/02/14) kami berkeliling kota Pacitan dilanjutkan mengunjungi pantai Telengria, yang letaknya tidak terlalu jauh dengan kota Pacitan. Dalam perjalanan menuju pantai Telengria, kami sempatkan untuk berhenti di alun-alun Pacitan dan lokasi kediaman presiden Indonesia SBY. Memasuki pantai Telengria kami dipungut biaya Rp. 5.000 perorang dan biaya parkir kendaraan Rp. 2.000, berhubung masih pagi (sekitar pukul 7 ) suasana pantai Telengria masih sepi, terlihat beberapa orang sedang berjalan di tepi pantai, scorpio saya parkirkan di tepi pantai lalu kami tinggal jalan-jalan, kurang lebih satu jam kami menghabiskan waktu di pantai Telengria

Selesai dari pantai Telengria kami berniat mencari sarapan, niat hati ingin mencari Nasi Lodo yang katanya makanan khas Pacitan, tapi sudah muter-muter tidak bertemu juga dengan penjual Nasi Lodo berhubung sudah lapar banget, akhirnya berpindah ke Nasi Padang untuk sarapan :D. Selesai sarapan kami kembali ke hotel untuk cekout, mampir beli oleh-oleh lalu pulangnya mampir ke Goa Gong. Untuk keluar dari kota Pacitan menuju Goa Gong kami memilih jalur (melalui Pringkuku) yang berbeda dengan jalur kemarin saat masuk ke kota Pacitan, lagi-lagi dihadapkan dengan jalur yang berkelok-kelok dengan kondisi jalan yang bagus jalur ini sangat nyaman untuk dilewati, mungkin hanya kondisi sekitar yang masih sepi yang mungkin membuat sedikit takut (jauh dari tukang tambal ban, bengkel & penjual bensin) , namun jika kondisi kendaraan sudah dipastikan fit, aman, makan jalur ini sangat nikmat untuk dilibas…. 😀

Sekitar pukul 11 kami tiba di lokasi Goa Gong, masuk lokasi dipungut biaya Rp. 5.000 perorang dan Rp. 1.000 untuk biaya parkirnya. Kondisinya lumayan ramai pengunjung, untuk masuk ke Goa Gong kami harus mendaki beberapa meter undakan yang disekitarnya banyak pedagang makanan maupun souvenir, huft lumayan membuat ngos-ngosan, karena saya mesthi membawa tankbag saya yang berisi pakaian dan makanan oleh-oleh dari pacitan :D. Untuk sejarah Goa Gong saya sendiri tidak tau seperti apa, mungkin bisa dilihat langsung ke wikipedia atau nanya mbah google aja. 😀

Trip to Pacitan [part 1]

Setelah direncana selama beberapa minggu, akhirnya Jum’at(31/01/14) sekitar pukul 8.30 saya dan istri berangkat meninggalkan boyolali menuju Pacitan, awalanya saya memilih jalur melalui Delanggu – Cawas – Manyaran – Wonogiri, akan tetapi karena lupa jalurnya dan sempat beberapa kali beruputar-putar akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jalur lain, yaitu melewati Sukoharjo kota yang tembus ke Wonogiri – Eromoko – Pracimantoro – Pacitan. Sekitar pukul 11.30 saya sampai di Masjid Al-Ikhlas daerah Punung, lalu istirahat sambil menunggu waktu sholat Jum’at, disini kami ketemu dengan rombongan yang berasal dari Boyolali juga, mereka karyawan Bank Guna Daya yang sedang plesir menuju pantai Klayar.

Usai sholat Jum’at kami melanjutkan perjalanan ke pantai Klayar, beberapa kilometer pertama jalan aspalnya bagus sampai di lokasi parkiran objek wisata Goa Gong kemudian dilanjutkan dengan jalan aspal desa yang sedikit sempit naik turun dan berkelok-kelok, beberapa kali saya harus berhenti karena mobil yang ada didepan bersimpangan, bergantian karena jalannya hanya muat untuk satu mobil saja dan sayapun harus mencari lokasi yang aman dan tepat ketika mendahului mobil-mobil tersebut, syukurlah scorpio saya masih mampu menaklukkan track kali ini. Sekitar pukul 13.20 kami sampai di pantai Klayar, untuk masuk ke objek wisata ini kami dikenai biaya Rp. 7.000 untuk dua orang. Selesai memarkirkan motor, lepas helm, jaket & sarung tangan kamipun langsung mulai seperti biasanya, foto-foto… hehehe.

Track perjalanan Wonogiri – Pacitan

Pantai Klayar

Pantai dengan ombak yang lumayan besar, karena strukturnya yang curam dengan banyak batu karang di tepiannya. Saya sempat kaget pontang-panting dikarenakan ketika saya istirahat duduk diatas batu di tepi pantai tiba-tiba ombak besar menyapu membuat tas dan celana saya basah… 😀 .  Kurang lebih satu jam saya habiskan di pantai Klayar dan kemudian saya lanjutkan perjalanan ke Pacitan kota untuk mencari penginapan . . . . .

bersambung

7Gear Explorer menjadi pilihanku [lanjutan]

redto-black.web.id – 7Gear Explorer menjadi pilihanku [lanjutan]. Tulisan ini lanjutan dari tulisan sebelumnya yang ada 7Gear Explorer menjadi pilihanku .Selasa(21/01/14) akhirnya kontak ke 7Gear-road.com. Tanya mengenai harga plus ongkos kirim sampai ke lokasi saya melalui Yahoo messenger (csjktsevengear), tak beberapa lama akhirnya dikabari mengenai status stok ready dan berapa nominal yang haru saya transfer, pukul 12 lebih saya transfer sesuai nominal tadi dan langsung saya info melalui YM konfirmasi pembayaran dan alamat saya, kemudian saya diminta menunggu info selanjutnya, tinggal menunggu nomer resi dan barang datang menurut saya… Tak berapa lama akhirnya saya dihubungi melalui YM lagi, ternyata ongkos kirimnya beda, karena tadi dikira hanya kena 1KG dan ternyata kena 2KG… hehehe, ya sudah  saya kirim lagi kekurangannya.

Rabu(22/01/14) saya dihubungi via YM info mengenai nomer resi JNEnya, saya cek valid dan sekitar pukul 10 sudah received on destination Solo, sampai pukul 15 pun masih sama statusnya jadi saya cuek saja, tidak saya cek ke security yang biasanya menerima barang kiriman dari ekspedisi.

Kamis(23/01/14) saya coba cek di JNE, ternyata sudah diterima security tanggal 22 pukul 17, dan saya konfirmasi ternyata barang sudah diterima, kemarin ada teman saya yang dipesan untuk menyampaikan ke saya kalau ada kiriman tapi teman saya lupa menyampaikan.. hehehe

Sabtu(25/01/14) saatnya test pakai tank bagnya, saya isi dengan ban dalam cadangan 2 (depan belakang) jas hujan 2 pasang (model celana & jaket) serta selirang (bahasa indonesianya mungkin sesisir) pisang kepok… hehehe dan saya pasang di Scorpio saya, saya pake jalan pulang kerumah orang tua saya dan kembali lagi kerumah plus kehujanan sebentar, ternyata kemudi masih nyaman tidak terlalu besar dan tidak menggangu dan yang pastinya beban punggung berkurang, gonceng istri juga nyaman istri gak perlu repot gendong tas.

Penampakan saat test pakai di motor Yamaha Scorpio

Sementara ini puas dengan pelayanannya, barangnya juga bagus, nantikan review saya selanjutnya. Terimakasih.

7Gear Explorer menjadi pilihanku

Naik motor memakai tas gendong dengan beban berat memang membuat capek, apalagi dengan gaya istri saya yang tidak mau duduk merapat saat membonceng dan tas dibiarkan kendor menempel di jok bagian belakang, membuat saya yang di depan memegang kemudi merasakan beban yang begitu berat, beban motor, istri dan juga barang bawaan. Kadang agak jengkel juga dengan kondisi seperti ini, manuver motor berasa berat dan tidak stabil. Dari beberapa alasan tersebut dan dari beberapa kali pengalaman riding jarak jauh akhirnya saya memutuskan untuk membeli tankbag keluaran 7Gear tipe explorer biar istri juga tidak membawa beban terlalu berat ketika jalan jarak jauh.

Senin (20/01/14) saya mencari referensi dari teman, blog dsb akhirnya diperoleh 3 pilihan tankbag, sebenarnya lebih suka tailbag tapi ada istri yang setia menemani riding, masak ya harus disuruh duduk diatas tailbag… hehehehe. 3 pilihan tersebut adalah 7Gear nusantara large, toureg dan explorer, ketiganya memiliki dimensi dan kapasitas yang hampir sama dan itu membuat saya bingung untuk memilih mana, akhirnya saya tawarkan ke istri saya mana yang menurut istri bagus dan istri memilih yang explorer.

Selasa(21/01/14) akhirnya kontak ke 7Gear-road.com.

bersambung …

hehehehe

Yamaha GT 125 mejeng di stand Yamaha Solo Grand Mall

Yamaha GT 125 mejeng di stand Yamaha Solo Grand Mall. Setelah ramai diberitakan dan setelah saya meliha iklannya, Selasa siang kemarin pas nganterin istri ke Solo Grand Mall mencari aksessoris saya ketemu dengan Matik Yamaha GT 125 yang sedang dipajang di stand salah satu dealer besar Yamaha di Solo. Produk yang dipamerkan antara lain, Jupiter Z1, Jupiter MX, Vega ZR, Mio J, Xeon RC, Soul GT dan tentunya yang baru saja dilauncing dengan tema ‘Eagle Eye’ GT 125 dan sepertinya ada tipe lain yang saya kurang jelas tipe apa saja, tapi semuanya matik & bebek saja, sportnya tidak ada.

GT 125

GT 125

GT 125

Yamaha GT 125 mejeng di stand Yamaha Solo Grand Mall. dari segi desain Yamaha memang tidak ada saingannya menurut saya, akan tetapi kurang berani dalam memberikan ubahan-ubahan yang signifikan. Selain itu variannya juga banyak, meskipun dengan nama & model yang mirip.

Soul GT

Xeon RC

Yamaha GT 125 mejeng di stand Yamaha Solo Grand Mall. Dari gambar terilhat bahwa secara fisik antara GT125, Soul GT, Xeon RC hampir sama bentuk bodinya, apalagi Soul GT dengan GT125 yang boleh dibilang sangat mirip, hanya adanya air scoop(coakan) yang ada di samping headlamp dan di batok yang membedakan.

Yamaha Scorpio Facelift

Yamaha Scorpio Facelift. Kemarin saya sudah mengecat sendiri cover knalpot scorpio saya, yang saya tulis disini, ternyata saya ketagihan untuk ngecat lagi, kali ini sasarannya adalah bodi samping tutup aki & tutup filter udara, yang aslinya berwarna silver saya ubah menjadi warna hitam doff. Untuk pengerjaannya kurang lebih sama seperti yang saya lakukan saat mengecat cover knalpot, hanya saja kali ini memakan waktu yang lebih lama, untuk membersihkan cat aslinya yang berwarna silver plus stickernya membutuhkan waktu lebih dari 3 jam, itupun masih belum bersih sempurna.

Yamaha Scorpio Facelift. Saya mengerjakannya mulai hari Sabtu sore (11/1/14), bodi samping sudah saya lepas, saya amplas kira-kira 80% sudah hilang cat aslinya malah malamnya saya diajak teman-teman ke Semarang untuk menghadiri acara pernikahan teman, mau tidak mau akhirnya saya pasang lagi meskipun dalam kondisi seperti itu, karena tidak memungkinkan untuk memakai motor istri ataupun mertua saya. Minggu pagi saya teruskan kembali prosesnya, diawali dengan mencuci Scorpio saya, karena setelah semalam dipakai ternyata kotor sekali, selesai mencuci saya lepaskan lagi bodi sampingnya lalu saya jemur sampai kering, baru kemudian saya semprot dengan cat dasar, dilanjutkan dengan melapisi tipis-tipis cat warna hitam doff sampai rata beberapa lapis, diikuti proses amplas apabila ada bagian yang kurang rata, berhubung Minggu ada acara, akhirnya pengerjaanya sempat tertunda dan terpaksa hari Senin motor saya tinggal di rumah dan saya meminjam motor mertua untuk pergi nyangkul. Akhirnya libur hari Selasa baru bisa saya selesaikan, untuk cat saya tetap menggunakan cat semprot biar mudah pengerjaannya, akan tetapi kali ini saya memakai cat semprot merk Samurai, yang katanya muutunya lumayan lebih baik dari cat yang kemarin saya pakai untuk mengecat cover knalpot.

Penampakan dulu :

Penampakan Sekarang :

redto-black

redto-black

redto-black

redto-black

Sementara cukup seperti ini dulu, untuk ubahan berikutnya mungkin mengarah ke engine cover/skid plate & engine guard

Apa saja yang telah saya lakukan ke Scorpio saya

Sesuai judul, disini saya akan menceritakan beberapa hal mengenai ubahan (tampilan) yang telah saya lakukan ke Yamaha Scorpio saya,  dulu saya sempat menuliskan beberapa rencana mengenai perubahan yang ingin saya lakukan

Meskipun masih dalam angan2, pengen banget ubah tampilan motor jadi motor touring ataupun supermoto :

  1. Ganti stang pake stang trail yg lebaran dikit.
  2. Ganti wheel set pakai velg jari2 tapak lebar plus bannya yg lebar.
  3. Pasang engine guard.
  4. Pasang visor lampu.

hmmm… nabung dulu deh…

sementara ini yg baru bisa dilakukan :

  1. Air scoop ganti pakai yg polos item, aslinya kegores dikit stikernya, dicopot diistirahatkan
  2. Spion ori dilepas, ganti pakai spion saudara pio, njz.
  3. Handle rem & kopling diganti pakai merk ride it warna silver.
  4. velg kasih list sticker warna merah ke orange2an.

Yang saya tulis di artikel modif motor dari empat keinginan yang saya tulis tersebut baru nomor satu dan empat yang sudah saya capai, meskipun ditengah jalan akhirnya ada ubahan-ubahan yang tidak terencana dan terjadi begitu saja.

Untuk point nomer satu, ganti stang pake stang trail yg lebaran dikit. Sampai saat ini saya sudah empat kali membeli stang dan dua kali berganti stang, bisa dilihat di artikel ganti stang yamaha scorpio dengan stang variasi  dan Ganti stang, dan sampai saat ini saya masih memakai stang Yamaha YT yang menurut saya nyaman

Untuk point nomer empat, pasang visor lampu. Setelah mencari referensi dan melihat bentuk-bentuk & harga visor, akhirnya pilihan jatuh ke visor NVL dan sekarang sudah saya pasang seperti yang saya ceritakan Visor New Vixion di Scorpio meskipun saya merasa masih kurang lebar visornya… 😀

Dan ada beberapa ubahan yang melenceng dari rencana saya, seperti mengganti cover side body yang saya tulis di ganti body samping, pasang handguard yang akhirnya saya lepas lagi, mengganti cat cover knalpot dari silver ke hitam dan beberapa ubahan lagi yang tidak terencana sama sekali. Dan sampai sekarang ternyata masih banyak keinginan lain untuk mengubah tampilan Scorpio saya, terutama bagian kaki-kaki, seiring usia pemakaian mulai terpikirkan untuk mengganti kaki-kakinya agar menjadi lebih kekar dengan tetap mempertahankan diameter rim asli yaitu 18″ walapun nantinya akan mendapati pilihan ban yang minim dan langka dipasaran. Rencananya saya akan mengganti velg depan menjadi 2.15″ x 18″ dan belakang 2.50″ x 18″ dengan pilihan spoke wheel, untuk sementara ini sudah mendapatkan tromol depan belakang bekas dan masih mencari-cari merk & tipe velgnya, serta masih ada keinginan untuk membuat engine guard dari plat besi dan permak body belakang yang terlalu melebar, entah mau dibuatkan body dengan fibre ataupun melepas body asli dan digantinkan dengan pipa besi, untuk sementara masih berusaha untuk membuat malnya dulu, agar nanti saat siap ke tukang las atau tukang fibre tidak perlu terlalu lama membuat desainnya.

Mungkin mas bro gan sob tertarik juga untuk membaca artikel ini :

Error: Your Requested widget " top-posts-5" is not in the widget list.

  • [do_widget_area footer-first-widgets-section]
    • [do_widget_area footer-second-widgets-section]
      • [do_widget_area footer-third-widgets-section]
        • [do_widget_area home-content-widgets]
          • [do_widget_area home-sidebar-widgets]
            • [do_widget id="custom_html-8"]
          • [do_widget_area off-canvas-panel]
            • [do_widget_area sidebar-1]
              • [do_widget id="jetpack_widget_social_icons-2"]
              • [do_widget id="search-3"]
              • [do_widget id="block-2"]
              • [do_widget id="recent-posts-2"]
              • [do_widget id="top-posts-6"]
              • [do_widget id="recent-comments-2"]
              • [do_widget id="category-posts-5"]
              • [do_widget id="category-posts-3"]
              • [do_widget id="category-posts-4"]
              • [do_widget id="eu_cookie_law_widget-2"]
              • [do_widget id="text-3"]
            • [do_widget_area widgets_for_shortcodes]
              • [do_widget id="top-posts-5"]
            • [do_widget_area wp_inactive_widgets]
              • [do_widget id="custom_html-6"]
              • [do_widget id="blog_subscription-3"]
              • [do_widget id="facebook-likebox-2"]
              • [do_widget id="top-posts-4"]
              • [do_widget id="jetpack_display_posts_widget-3"]
              • [do_widget id="archives-2"]
              • [do_widget id="text-2"]
              • [do_widget id="categories-2"]

            Mampir di Waduk Cengklik & Bandar Udara Adi Soemarmo, Boyolali

            Sebenarnya dua lokasi ini sudah menjadi menu harian buat saya, karena dulu jalur saya ke sekolah & nyangkul lewat situ, akan tetapi baru dua kali ini saya berhenti untuk melihat secara dekat ke lokasi waduk Cengklik & Bandara Adi Soemarmo. Waduk yang apabila musim kering berubah menjadi persawahan ini dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi, saya sendiri kurang tau berapa luas dan kedalamannya, entah apa yang menjadi daya tarikknya, akan tetapi saya lihat banyak sekali orang data untuk berekreasi atau untuk memancing. Begitu pula dengan Bandara Adi Soemarmo, disekitarnya terlihat banyak orang berhenti untuk melihat pesawat landing ataupun take off. Sedangkan saya berhenti untuk istirahat sambil menikmati Sop Buah milik anggota ICI solo, teman istri saya.

            SOP Buah Gaul, Mas Hasan