Kopdar Perdana Scorpio Boyolali. Sabtu-Minggu kemarin seperti biasanya saya pulang ke rumah orang tua, sekitar pukul 20.00 ketika sedang nonton film di laptop bersama istri tiba-tiba HP bunyi ada SMS masuk dari teman anggota SNAIDERS yang rumahnya masih satu kecamatan dengan saya, yang berisi ajakan untuk kopdar sesama pengguna Yamaha Scorpio di Simo, berhubung masih belum malam dan lokasi kopdar juga dekat dengan rumah, akhirnya saya berangkat.
Sampai di lokasi kopdar sudah ada empat motor berkumpul, lima termasuk motor saya, dari kelima motor ini hanya saya yang memakai New Scorpio Z, yang lainnya memakai Scorpio Z, selesai kenalan, yang ternyata hampir semuanya bertempat tinggal dekat dengan lokasi kopdar, kami lanjut ngobrol ngalor-ngidul tidak jelas, mulai dari bahas motor sampai bahas hal-hal yang nyleneh.Dari pembicaraanya terlihat mereka punya keinginan untuk membentuk komunitas akan tetapi masih belum jelas mau seperti apa, Saya sendiri lebih suka cukup seperti ini, tidak perlu bikin klub atau komunitas, cukup kumpul kalau ada waktu, bisa sharing masalah motor, bisa ngobrol santai sudah cukup buat saya.
Kopdar Perdana Scorpio Boyolali. Memang di Scorpio Saya ada sticker klub motor yang nempel (ASICS) akan tetapi cukup satu itu saja, di ASICS sendiri saya cuma anggota-anggota an (hehehe) belum sering jalan bareng, baru beberapa kali, bergabung ke ASICS lebih saya manfaatkan untuk mencari pengetahuan mengenai mesin dan menambah teman, entah karena apa, sejak memiliki Scorpio ini saya menjadi ingin lebih tau mengenai mesin dan cara merawat Scorpio saya, selain itu karena selama ini saya belum pernah mengikuti komunitas yang memiliki kesamaan hobi ataupun organisasi-organisasi tertentu.
Saya tipe orang yang cukup berkonsentrasi terhadap keluarga, lingkungan dan pekerjaan saja, jadi apabila ada sesuatu yang masuk kedalam list perhatian (haduh, bahasanya) pasti itu akan menjadi bagian dari 3 hal tadi (keluarga, lingkungan ataupun pekerjaan) dan sebisa mungkin hal-hal yang positif saja, meskipun pasti kita akan bertemu dengan berbagai macam sifat orang. Akhirnya sekitar pukul 23.30 kami semua pamitan untuk pulang…
Setelah beberapa lama direncanakan, akhirnya Sabtu(15/3/14) saya dan rekan-rekan pabrik melakukan grup riding ke Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 9 orang dengan 6 sepeda motor, 3 sepeda motor berboncengan dan 3 lainnya sendiri. 3 Sepeda motor yang berboncengan terdiri dari 2 Yamaha new vixion lightning dan 1 Yamaha vixion sementara 3 motor yang sendiri terdiri dari 2 Honda CB150R dan saya sendiri dengan Yamaha scorpio.
Rombongan terbagi menjadi 2 berdasar lokasi berangkatnya 1 group yang dari arah Boyolali yaitu saya dan dua rekan saya sementara group lainnya berangkat dari arah Solo. Pukul 07.00 kami ketemu di titik kumpul di rumah bos … 😀 saya kira bos mau ikut, ternyata hanya memberi pengarahan supaya hati-hati dan memberi sarapan :D, dalam pengarahannya bos sempat bertanya teknis dijalan seperti apa, siapa yang mau didepan dan jalurnya seperti apa. Saya diminta di depan karena beberapa waktu yang lalu saya sempat ke Klayar, dan dianggap lebih tahu jalurnya seperti apa.
Sayapun memberi penjelasan mengenai jalur yang akan dilewati yaitu melalui Wonogiri kota – Wuryantoro – Eromoko – Pracimantoro – Giritontro (membelah hutan dengan jalanan desa yang lumayan rusak) – Perbatasan Jateng Jatim – Punung – Klayar, jalur yang saya ambil ini menurut saya lebih cepat meskipun membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang lebih, apalagi mulai dari Pracimantoro sampai perbatasan Jateng Jatim.
Berhubung kami jarang riding bersama akhirnya kami riding santai saja tidak perlu cepat-cepat yang penting nyaman, aman walapun kadang rombongan sering terpisah, namun saya yang didepan selalu menunggu sampai semua terpantau dari kaca spion, selain itu kami juga memakai HT untuk komunikasi antara saya yang didepan dengan rekan yang ditengah serta sweeper dibelakang. Sekitar pukul 09.30 kami sampai di titik istirahat pertama disebuah SPBU di daerah Pracimantoro, SPBU terakhir yang ada di rute kami.
Istirahat ini kami manfaatkan untuk cek kendaraan dan menambal ban dari salah satu motor kami yang kondisinya sempat saya tulis disini, saya merasa was-was apabila tidak segera ditambal karena selepas SPBU ini jalur yang kami lewati lumayan berat taktunya apabila sampai menghajar lubang lagi malah akan lebih parah dan yang lebih saya khawatirkan adalah apabila sampai bocor di tengah hutan yang jauh dari tukang tambal ban. Saya sempatkan juga untuk bertanya kepada teman-teman mengenai kondisi fisik mereka, rata-rata masih oke namun jalur yang kebanyakan jalan bergelombang membuat pinggang mereka pegal, mungkin karena jarang riding jarak jauh.
Akhirnya selesai tambal ban dan istirahat kami lanjutkan perjalanan lagi. Jalur yang ada didepan kami ini termasuk jalur PHP (pemberi harapan palsu) hehehe karena kombinasi dari jalanan aspal halus dan aspal rusak, dimana setelah aspal halus pasti ujungnya ada jalanan aspal yang rusak…. hehehe disini kami sempat berhenti sebentar, karena salah satu dari rekan saya ada yang merasa tidak enak badan dan hampir putus asa dan ingin kembali pulang sendiri… waduh… namun akhirnya beliau mau melanjutkan istirahat setelah dikasih permen tolak angin dan minyak kayu putih, selepas jalur PHP ini kami sampai di perempatan Giritontro dimana jalur wajarnya biasanya ambil arah kiri melalui Baturetno baru kearah Pacitan, namun saya memilih untuk lurus melalui jalur desa yang membelah hutan, disini kami kembali dihadapkan dengan jalur jalanan desa aspal rusak, dijalur ini saya sempat berhenti beberapa kali untuk menunggu rombongan sampai berkumpul lagi.
Akhir dari jalur ini adalah perbatasan Jateng Jatim, memasuki area ini jalan kembali bagus, jalur yang lebar dan aspal bagus, meskipun dibeberapa tikungan terlihat banyak kerikil berserakan. Tak berapa lama akhirnya kami sampai dipertigaan yang memisahkan jalur antara arah ke kota Pacitan dan Goa Gong, Pantai Klayar. Kamipun mengikut petunjuk arah menuju pantai klayar, memasuki area ini saya sampaikan ke rekan-rekan melalui HT bahwa jalur jalan yang bagus hanya sedikit sampai lokasi Goa Gong, selepas itu kami akan dihadapkan dengan jalur jalan aspal sempit dan jalanan rusak lagi.
Sekitar pukul 11.00 kami sampai di Pantai Klayar, selesai memarkirkan kendaraan kami menuju tepi pantai dan memilih tempat untuk istirahat diantara sekian banyak tikar yang disewakan untuk tempat istirahat. Dikarenakan cuaca sangat panas, kami memutuskan untuk istirahat dulu sambil menunggu waktu sholat Dzuhur. Selesai sholat Dzuhur rekan-rekan saya mulai pecicilan bermain dipantai, sementara saya sendiri dan rekan saya yang sempat merasa tidak enak badan tadi memutuskan untuk beristirahat saja, tiduran. Saya sendiri sudah pernah ke lokasi ini sehingga perjalanan kali ini saya benar-benar murni menikmati perjalanannya saja 😀
Kami menikmati waktu sampai kira-kira pukul 14.30, selesai itu langsung keluar dari Pantai Klayar, mencari makan searah jalan pulang. Untuk rute pulangnya kami mengambil rute yang sama dengan rute berangkat, selain lebih cepat pastinya rekan-rekan sudah paham dengan rutenya, paling tidak memorynya pasti sudah terisi dengan kondisi rute yang pernah dilewati. Ditengah perjalanan pulang kami dihadang hujan, awalnya di Pracimantoro hanya hujan gerimis bahkan sempat kering, hujan berhenti, akan tetapi masuk ke Eromoko – Wuryantoro kembali hujan deras sampai di Sukoharjo hujan baru berhenti. Sampai di rumah sekitar pukul 19.00
Sebelum group riding ke Pantai Klayar Pacitan saya ingatkan rekan-rekan saya untuk cek kondisi kendaraan mereka, maklumlah buruh yang tiap hari sibuk terkadang lupa untuk service, bahkan melumasi rantai motor saja sering terlupa apalagi musim hujan ini menyebabkan rantai cepat kering dan berisik. Selain itu diantara rekan-rekan saya ada perempuan yang terbiasa mengendarai motor sport (NVL) warna putih merah lansiran bulan 7 tahun 2013. Sudah dua minggu sebelumnya saya ingatkan, tapi ya karena itu tadi, perempuan sibuk, kurang mengerti dengan motor :D. Akhirnya Sabtu pagi (15/3/14) sebelum berangkat ke Klayar pada saat kumpul di titik kumpul, saya sempat lihat kondisi NVLnya, saya lihat roda belakangnya ternyata bibir velg yang sisi kanan ada yang peyang dan ada paku yang tertancap di rodanya 🙁 tapi sedikit lega, karena ban tublesnya mampu menahan bocor karena pakunya, saya sempat dilema karena jika dilepas pakunya pasti nanti harus ditambal dan jika ditambal dengan metode tambal tubless biasanya takutnya malah tambah parah dan harus pasang ban dalam.
Menurut empunya velg yang peyang dikarenakan pernah menghajar lobang didekat tempat kerja, dan baru tahu juga kalau velgnya seperti itu setelah saya melihatnya
Tidak terlalu parah, namun bisa mengurangi cengkraman bibir ban ke bibir velg
Paku yang menancap tak jauh dari bibir velg yang peyang dan sementara dibiarkan menancap apa adanya…
Karet handgrip gas lepas itu sesuatu. Pagi yang cerah, namun cukup menjengkelkan… hehehe, baru setengah perjalanan menuju tempat kerja tiba-tiba motor terasa melambat sendiri, coba tarik gas ternyata karet handgrip seperti berputar tanpa mencengkram selongsong gas, ternyata benar, lem yang melekatkan karet handgrip dengan selongsongnya terlepas dan ini membuat karet handgrip berputar saat saya mencoba menarik gasnya, akhirnya dengan sedikit bersabar dan memperkuat cengkraman ke handle gas motor tetap bisa berjalan, meskipun saat akan pindah gigi atau mengurangi gas butuh usaha ekstra untuk menarik gas lagi :(. Mungkin ini efek karena dulu saya pernah mengganti karet handgrip asli dengan karet handgrip variasi, yang menyebabkan karet handgripnya longgar karena mesti dilepas paksa, meskipun sudah saya kembalikan ke aslinya dan sudah saya beri lem plastik agar bisa melekat sempurna namun ternyata tidak bertahan lama. Mesti cepat-cepat diperbaiki, karena sangat menggangu kenyamanan berkendara, nanti kalau sudah pulang rencana mau saya ganti, dirumah saya masih punya selongsong gas lengkap dengan karet handgrip asli yang belum dipakai.
Dulu sempat saya ganti pakai yang seperti itu, namun karena yang kiri sudah mulai aus, akhirnya saya kembalikan ke aslinya
Entah mitos atau bukan, banyak yang bilang kalau koil asli Scorpio lama (kode 5BP) memiliki kualitas api yang lebih baik, lebih besar dibandingkan dengan koil Scorpio baru (4US). Berawal dari rasa ingin tahu membuktikan apakah itu benar adanya, saya mencoba mencari tahu, tanya teman dan media online, dari media online saya temukan beberapa artikel yang menunjukkan hasil positif ketika memakai koil 5BP ini, mulai dari getaran mesin yang berkurang, idle RPM yang naik dan perbedaan tarikan mesin pada gigi rendah. Kalau dari teman masih belum menemukan jawaban jelas perbedaannya apa, hanya masalah kualitas katanya, yang 5BP lebih bagus.. Cek ke web parts catalouge online Yamaha, ternyata harga koil 5BP & 4US memiliki selisih duapuluh tujuh ribu rupiah, koil 5BP seharga 102.000 sedangkan koil 4US seharga 75.000. Dan menurut dompet saya harga tersebut masih masuk budget coba-coba… hehehe. Akhirnya saya bulatkan tekad untuk membelinya, awalnya niat membeli yang baru dari bengkel resmi, tapi pas iseng nanya teman yang mantan pengguna Scorpio dia bialng punya, dan koilnya sudah dipotong kabelnya disesuaikan dengan posisi koil Scorpio baru dan lebih pendek lagi, katanya sih panjang pendeknya kabel arah ke busi ada pengaruhya juga (hambatannya lebih kecil) apabila kabelnya lebih pendek. Selain itu harga koil bekasnya juga lebih murah, 60.000 termasuk ongkos kirim. Jadilah akhirnya saya membeli koil milik teman saya ini, setelah kemarin saya ganti kampas kopling yang saya tulis di Tarikan Scorpio Kembali Enteng baru saya ganti koilnya hari sabtu (8/3/14) pagi, akan tetapi tidak bisa langsung saya test, karena seharian keluar pakai motor istri, baru minggunya bisa saya test. Nyalakan mesin, Alhamdulillah bisa menyala, berarti tidak ada kesalahan dalam pemasangan koil, dipakai jalan terasa perbedaan di gigi rendah, akan tetapi perbedaannya masih tertutupi efek ganti kampas kopling bila dibandingkan dengan pada saat masih memakai koil lama. Yang lebih jelas terasa malah pada saat knalpot nembak, suara ledakannya jauh lebih bulat, ngebas, dibandingan dengan dulu suaranya agak pecah.
Untuk sementara efeknya belum banyak terasa, karena belum mencoba test, rencananya nanti akan saya test untuk akselarasi dan top speednya apakah ada pengaruh dan perbedaan antara koil baru dan koil lama, selain itu kondisi pembakaran akan saya pantau dari kondisi businya, sebelum ganti koil sempat saya cek kondisi busi, kering ditengah dan hitam legam dipinggirannya, sepertinya memang disetting boros oleh mekanik, dengan alasan untuk menaikkan tenaganya…..
Sementara saya test pakai dulu, untuk berjaga-jaga koil asli saya bawa kemana-mana.. hehehe
Setelah dua minggu merasakan tarikan motor yang lambat dan kurang responsif apalagi saat mesin sudah panas, gas ditarik motor serasa jalan ditempat saja, kecepatan 80kpj saja terasa berat dan motor meraung-raung. Akhirnya saya putuskan untuk ganti kampas kopling (friction plate), seperti biasa saya mencari sendiri sparepart yang saya butuhkan ke bengkel resmi biasanya, setelah bertanya berapa harganya, ternyata lebih murah dari pada perkiraan, selain itu dapat diskon 10% juga… hehehehe.
Sebelum mencari kampas kopling saya sempat bertanya kepada teman mengenai kisaran harga dan apa saja yang perlu saya beli, menurut teman saya perkiraan harga sekitar 200 ribuan, bahkan ada yang bilang 300 ribuan, dan ternyata untuk scorpio saya yang tahun 2012 harga friction plate nya lebih murah (hampir 50%) dari harga friction plate scorpio tahun 2006/2005 jadinya saya hanya cukup membeli plate friction & gasket mesin sebelah kanan sejumlah 195.000 diskon 10% jadinya 175.500.
setelah itu beli oli mensin, sementara masih setia dengan enduro 4t, harga terjangkau dan tidak menganggu kerja mesin, tinggal pemasangannya deh..
Kamis sore sepulang kerja melihat ke langit begitu cerah, tidak terlihat tanda-tanda hujan, akhirnya saya sms mekanik langganan buat janji, sekitar pukul 20.00 motor saya mulai dikerjakan, kuras olinya, ganti kampas koplingnya tidak lupa kampas kopling dibasahi dengan oli terlebih dahulu baru blok mesin ditutup dan oli dimasukkan. Kemudian motor dipanaskan beberapa saat, selesai dikerjakan saya langsung pulang karena esok hari masih harus bekerja, selama perjalanan pulang sangat terasa perbedaanya, tarikan kembali enteng mesin tidak lagi meraung di RPM tinggi. Juos… Insyaalloh siap untuk dipakai group riding besok tanggal 15 Maret. 😀
Pasang klakson denso di yamaha scorpio. Yamaha scorpio sudah dilengkapi dengan dua klakson yang boleh dibilang suaranya sudah diatas rata-rata suara klakson standart motor lainya, akan tetapi menurut saya masih kurang matep suaranya dan ini yang membuat saya memutuskan untuk mengganti dengan klakson baru. Mencari referensi ke teman & media online akhirnya membuat saya memilih klakson disc denso seharga 120.000 sepaket yang terdiri dari dua klakson (high & low), relay hella, socket relay, sekering 10 A beserta rumah sekeringnya. Klakson tipe disc ini menjadi pilihan karena suaranya sudah lebih keras dari suara klakson asli dan tentunya minim maintenance, berbeda dengan klakson tipe keong yang butuh perawatan tersendiri.
Pasang klakson denso di yamaha scorpio. (3/3/4) Seperti biasanya, untuk hal-hal yang ringan seperti ini saya berani memasang sendiri, bermodal artikel dari internet mengenai pemasangan klakson dengan relay, saya mulai memasang klakson setelah selesai sholat isya’, semua alat tempur saya siapkan 😀 kabel, terminal kuningan, isolasi bakar, isolasi listrik, solder & timah, gunting, tang dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk membongkar body samping cover accu dan melepas tengki. Pertama buka jok, lepas baut pengikat tengki, lepas tengkinya(jangan lupa tutup/off kan kran bensin) lalu buka body cover accu, lepaskan kabel yang menempel di accu (kutub negatif terlebih dahulu, baru kutub positif). Karena menggunakan relay yang membutuhkan arus positif dari accu maka saya membuat kabel cabang sebelum masuk ke sekering utama (sebenarnya bisa menambah kabel baru dari kutub positif accu secara langsung) kemudian kabel ini masuk ke kaki 30 relay, sebelum masuk ke kaki relay saya memasang sekering 10 Ampere agar aman. Kemudian menyambung kaki 86 & 85 Relay ke kabel klakson asli, berhubung ada sepasang klakson di Scorpio saya hanya memakai salah satunya, saya potong soket aslinya kemudian kabelnya saya solder dengan kabel yang lebih panjang dan menggunakan terminal kuningan untuk menghubungkan kabel dengan socket relay.
Pasang klakson denso di yamaha scorpio. Untuk dua kabel ini boleh sembarang urutannya, tidak ada urutan khusus mana yang harus ke kaki 86 ataupun ke kaki 85. Kemudian kaki 87 relay dihubungkan dengan salah satu kutub/kaki klakson dan kaki yang lain dihubungkan dengan ground/body. Semua sambungan dan terminal diamankan menggunakan isolasi bakar dan isolasi listrik. Selesai semua tersambung,waktunya mencoba, kabel accu sudah dipasang kembali, nyalakan kontak, pencet switch klakson dan….. kok tidak keluar suaranya? relay mengeluarkan bunyi klik ketika switch klakson ditekan, tandanya arus dari switch sudah masuk, ada apakah gerangan? Mikir agak lama, jangan-jangan arus dari accu tidak tersambung, dicoba tanpa sekering, ternyata sama saja, duh mulai panik…. tapi berusaha tetap tenang… seperti biasa selalu berpedoman kesabaran itu pasti ada gunanya dan sabar itu lebih baik daripada tidak sabar… hehehe, coba hubungkan tanpa soket relay, dan hasilnya tin-tin-tin, klakson bunyi, ya sudah tidak usah dipasang memakai socketnya,huh… akhirnya beres juga, letakkan relay dan sekering diposisi yang aman, tata kabel-kabel dengan rapi lalu pasang kembali semua cover, tengki dan test klakson lagi.. tin-tin… hush udah jam 11 malem, jangan berisik…. 😀
Minggu (2/3/14) 20.000 KM tertera di odometer Scorpio, perjalanan terjauh bersama Scorpio didapat ketika mengejar sunrise di bukit sikunir. Sampai saat ini belum ada parts yang diganti secara signifikan, kecuali spion, stang, busi, kampas rem depan dan bohlam lampu depan. Kesannya selama 20.000 KM memakai scorpio adalah boros… hehehe, iya boros BBM, tapi sepadan dengan tenaganya. Selain itu kesan exclusive juga melekat, karena termasuk motor langka yang jarang dijumpai, kecuali pas kopdar club scorpio, pasti banyak.. hehehe.
Sampai saat ini saya merasakan mulai ada gejala hilang power terlebih saat mesin panas, gejala ini baru saya rasakan kurang lebih dua minggu ini. Setelah konsultasi dengan beberapa teman dan mekanik, ternyata itu gejala kampas kopling yang mulai aus, hmm… mungkin anda semua mulai befikir saya tidak pandai memakai motor dengan kopling manual… ya memang… hehehe, scorpio ini motor dengan kopling manual pertama yang saya punya, sebelumnya saya terbiasa memaki motor dengan kopling otomatis, jadi saya sadar kalau kemampuan saya memakai kopling manual memang tidak bagus, dan sudah dari awal saya merasa pemakaian kopling saya tidak bagus, dulu saya sering menahn kopling saat macet-macetan sampai pernah mulur karena terlalu lama saya tahan sehingga motor tetep nyelonong meskipun kopling ditarik, menahan setengah kopling juga sering saya lakukan, apalagi pada saat saya memakai oli enduro racing dimana kopling terasa begitu keras dan mesin menjadi lumayan berisik saat panas. Berhubung sudah disarankan untuk ganti kampas kopling minggu ini saya berencana melakukannya, kampas kopling & gasket blok mesin kanan sudah saya beli, tinggal beli oli mesin trus tinggal eksekusi saja.
Selain ganti kampas kopling ada dua rencana yang mau saya lakukan, yaitu ganti koil asli dengan koil milik scorpio lama (5BP) yang katanya memiliki api lebih besar dan ganti klakson dengan klakson denso disc dan mungkin ada pergantian mendadak lainnya..
Pagi ini (Sabtu,01/03/14) dapat kabar dari teman kerja, bahwa motornya (CB150R Streetfire warna putih strip biru)yang baru beberapa bulan dibeli diganti swing armnya pas service rutin. Menurut penjelasan bengkelnya, nomor rangka motor teman saya ini termasuk yang harus diganti swing armnya karena banyak mengalami kerusakan. Bagus juga lah, demi kepuasan dan keselamatan konsumen, untung saja service sekarang, jadi tahu kalau motornya termasuk yang kena silent recall, selain itu dua minggu lagi kami berencana group riding ke Pacitan. Yang punya cibi streetfire, monggo segera dicek ke dealer agar tau apakah termasuk yang harus mendapat penggantian swingarm.
foto dari teman saya yang lagi servis, selain diganti swingarmnya dapat voucher gratis sebesar 20ribu 7buah